Abstract:
Perkembangan industri farmasi di Indonesia saat ini semakin maju hal ini didukung dengan kemajuan teknologi yang mampu memproduksi obat dalam jumlah yang besar dan jaringan distribusi yang cukup luas. Namun, obat-obatan kimia untuk sebagian masyarakat masih tergolong mahal hal ini disebabkan bahan baku yang digunakan sebagian besar impor. Untuk membantu masyarakat, pemerintah membuat regulasi yaitu beroperasinya sistem jaminan kesehatan nasional yang akan membentuk BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan.
Sampai dengan tahun 2016 semakin banyak perusahaan farmasi yang ada di Indonesia yang menyebabkan persaingan perusahaan farmasi semakin padat. Faktor penting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam laporan keuangan nya. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan adalah dengan rasio keuangan seperti melihat marjin laba bersih yang dihasilkan. Semakin tinggi profit yang dihasilkan maka akan semakin bagus. Dengan padat nya persaingan perusahaan farmasi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perusahaan farmasi yang terus menerus menghasilkan penurunan marjin laba bersih.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan dokumen yaitu metode pengumpulan data dengan mendapat informasi dan mempelajari dari laporan keuangan tahunan (financial report) melalui website resmi perusahaan dan sumber data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI dari tahun 2014-2016.
Hasil dari penelitian ini adalah kinerja perusahaan baik PT. Kimia Farma Tbk maupun PT. Tempo Scan Tbk dalam menghasilkan laba menurun di setiap tahunnya disebabkan karena meningkatnya beban usaha seperti beban pokok penjualan, promosi, distribusi barang dan juga beban umum dan administrasi, listrik, BBM, air, gas. Marjin laba kotor, marjin laba operasi, dan marjin laba bersih yang masih berada dibawah rata-rata sektor farmasi. Peningkatan total utang perusahaan akibat dari pinjaman berbagai pihak untuk mengelola aktiva perusahaan juga menyebabkan penurunan kinerja dan arus kas investasi perusahaan Peningkatan piutang usaha juga menyebabkan penurunan kinerja perusahaan karena piutang tersebut tidak berhasil ditagih sesuai batas jatuh temponya.