Abstract:
Sebelum melakukan IPO, kinerja keuangan perusahaan CGV Blitz menunjukan penurunan,
bahkan pada tahun 2013 perusahaan menderita kerugian yang cukup, dan memiliki hutang
yang sangat besar. IPO pada tahun 2014 dilakukan dalam rangka melakukan restrukturisasi
modal dan mempersiapkan ekspansi, sejalan dengan adanya potensi dan peluang pasar. Untuk
mengetahui dan menganalisa kinerja keuangan CGV Blitz sebelum dan sesudah IPO,
dilakukan perhitungan rasio keuangan, yang terdiri dari lima rasio keuangan: Rasio Likuiditas,
Rasio Aktivitas, Rasio Utang , Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar.
Data sekunder yang digunakan adalah berupa laporan keuangan CGV Blitz yang di
publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data kemudian diolah menjadi rasio-rasio keuangan
sebelum IPO periode 2012-2013 dan rasio-rasio setelah IPO periode 2014-2015.
Kinerja keuangan perusahaan sebelum IPO mengalami penurunan kinerja dari tahun
2012 ke tahun 2013 jika dilihat dari rasio likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan untuk rasio
aktivitas dan rasio utang, perusahaan berhasil mengalami perkembangan kinerja. Setelah IPO
performa keuangan perusahaan masih mengalami penurunan dari sisi rasio likuiditas, dan
kinerja rasio aktivitas malah menunjukan penurunan. Pada rasio utang perusahaan berhasil
mempertahankan kinerjanya pada level yang sama. Sedangkan untuk rasio sisanya terpecah
menjadi dua, dimana indikator marjin laba dan ROA mengalami peningkatan sedangkan ROE
dan EPS mengalami penurunan kinerja dari sisi rasio likuiditas. Untuk rasio pasar indikator
h/p mengalami penurunan, sedangkan indikator h/nb mengalami peningkatan. Perkembangan
yang dialami perusahaan dilihat dari peningkatan pendapatan dan aset perusahaan dari tahun
ke tahun. Hal ini tidak terlepas dari peran penting inovasi, ekspansi, dan promosi yang
dilakukan perusahaan.