Abstract:
Jentrifikasi (gentrification) yang dipopuperkan oleh sosiolog Ruth Glass untuk memotret
permasalahan kota dan segregasi kelas sosial di utara London pada tahun 1964. Dalam
perkembangannya jentrifikasi banyak mengalami interpretasi beragam dengan banyak melibatkan
berbagai displin ilmu (2006, Muhammad Sani Roychansyah). Jentrifikasi dalam beberapa kasus
muncul di beberapa negara (Smith, 2002; Butler, 2005). Seperti: jentrifikasi ekonomi (Bilbao,
Spanyol), jentrifikasi sosial (Inner London, Inggris), Jentrifikasi Politik (Prenzleuer Berg - Berlin.
Jerman), Jentrifikasi Budaya (Istambul.Turki), Jentrifikasi Super (Brooklyn Heights - New York).
Hingga kini pembangunan bangunan di Indonesia, secara fisik dikembangkan dan
dikendalikan oleh olah desain dan teknologi. Kalau kita kaji lagi lebih dalam bentuk-bentuk
arsitektur itu sudah terdapat pada masa kolonial yang unsur-unsur ungkapan dan mungkin tata ruang
dalamnya dipadukan dengan arsitektur setempat (tradisonal/lokal).
Kemudian pada abad ini muncul lagi sebagai salah satu citra arsitektur rumah tinggal di
Indonesia yang memasukkan unsur asing ke dalam bangunannya, menggabungkan elemen arsitektur
masa lalu dan masa kini, dan berciri tradisional (1988, Sani). Proses perancangan selayaknya
diadaptasikan terhadap kultur, pola kehidupan dan struktur sosial. Iklim dan topografi, dengan
mempertimbangkan aspek ekologi dan lingkungan secara integratif (1987, Eko Budihardj). Geoffrey
H. Broadbent dalam seminar Design in Architecture (Unpar, Bandung), menyebutkan bahwa karya
arsitektur sebagai rangkaian kalimat, sedang elemen-elemennya seperti garis, bidang, warna dan
sebagainya, sebagai kata. Cara merangkainya beliau sebut sebagai gaya yang di tata seperti komposisi
bahasa. Jadi, ekspresi arsitektur harus bisa dirasakan. Sehingga bisa melihat suatu bangunan, orang
akan menemukan sesuatu yang lain, suatu ciri khas. Dilema karya arsitektur ini adalah terbangun dan
tergusur. Hingga pada suatu era tertentu akan dirindukan sebagai karya yang memiliki nilai seni dan
budaya dari pendekatan sejarah. Desain bangunan menjadi perlambang seni dan budaya di jamannya.