Upaya peningkatan kekuatan militer Korea Utara dipersepsikan sebagai ancaman oleh Korea Selatan

Show simple item record

dc.contributor.advisor Situmorang, Mangadar
dc.contributor.author Medofa, Ayta Dine
dc.date.accessioned 2017-06-12T06:46:00Z
dc.date.available 2017-06-12T06:46:00Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp34022
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2268
dc.description 7817 - FISIP en_US
dc.description.abstract Sistem internasional yang bersifat anarki memaksa setiap negara menciptakan keamanan bagi negaranya masing-masing. Korea Utara sebagai salah satu aktor dalam hubungan internasional menganut ideologi Juche yang dimaknai sebagai essence of self determination. Berangkat dari ideologi ini Korea Utara ingin membangun bangsa yang kuat, independen, dan tidak bergantung pada negara lain. Untuk menciptakan rasa aman, perlu adanya upaya peningkatan power. Korea Utara memfokuskan peningkatan power melalui kapabilitas militer melalui kebijakan Son’ gun Chongji. Korea Utara secara konsisten dan cepat mengembangkan teknologi pertahanannya. Perkembangan tersebut berfokus pada WMD, SOF, rudal balistik, dan electronic information warfare. Upaya peningkatan power untuk mencapai keamanan nasional tersebut ternyata menimbulkan problematika baru. Peningkatan kapabilitas militer Korea Utara dipersepsikan sebagai ancaman oleh tetangga dekatnya yaitu Korea Selatan. Persepsi ini dapat muncul karena adanya ambiguitas dari militer. Sektor militer memiliki dinamika naik-turunnya sendiri yang terpisah dari hubungan politik antar negara. Dengan menggunakan pendekatan Nature of Weapon and Military Balance terdapat dua ambiguitas dari militer. Pertama sulitnya memisahkan postur militer ofensif atau defensif, kedua karena perkembangan teknologi mengakibatkan sulitnya membedakan apakah modernisasi persenjataan bertujuan mempertahankan kekuatan atau meningkatkan kekuatan. tindakan-tindakan peningkatan keamanan sebuah negara diartikan sebagai tindakan mengecilkan kekuatan negara lain. Di sisi lain, terdapat pula kerentanan-kerentanan pada Korea Selatan. Mereka tidak memiliki senjata nuklir dan bahkan sistem pertahanan mereka tidak mampu untuk menangkal senjata nuklir Korea Utara. Ancaman sendiri juga mengandung ambiguitas karena terdiri dari kapabilitas dan intensi. Jika dilihat secara kapabilitas, Korea Utara memiliki kemampuan untuk menyerang Korea Selatan, namun intensi sendiri tidak dapat diukur. Ambiguitas tersebut dihubungkan dengan kecenderungan suatu negara untuk memikirkan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Penelitian ini menemukan bahwa ambiguitas-ambiguitas tersebut menyebabkan Korea Selatan mempersepsikan peningkatan kekuatan militer Korea Utara sebaga ancaman. en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject power, keamanan, militer, persepsi, ancaman, kerentanan, ambiguitas en_US
dc.title Upaya peningkatan kekuatan militer Korea Utara dipersepsikan sebagai ancaman oleh Korea Selatan en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013330080
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430096402
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account