Abstract:
PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile, berdiri sejak tahun 2003 dan berada di Bandung, Jawa Barat. Benang PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile dapat digunakan untuk memproduksi handuk, sarung tangan rajut, Fabric Denim, Canvas Fabric, Karpet dan Kain Pel. Seiring berjalannya waktu, PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile mengalami berbagai kendala, salah satunya adalah kecacatan yang terjadi pada saat proses produksi benang. Tingkat kecacatan yang terjadi pada bulan Oktober 2016 adalah sebesar 1.224 cones dari total produksi sebesar 185.508 cones.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi dengan pengamatan secara langsung di PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile. Metode Six Sigma digunakan untuk melakukan penelitian agar diketahui seberapa besar tingkat kualitas produk yang sudah terjadi di PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile. Terdapat 5 kecacatan yang akan dianalisis menggunakan metode six sigma, yaitu cacat NEP, cacat slub, cacat crossing, cacat gembos, dan cacat warna.
Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan, didapat presentase kecacatan bulan Oktober 2016 yaitu sebesar 0,66%. Data kecacatan bulan Oktober 2016 ini kemudian dihitung dan dianalisis menggunakan metode six sigma dan hasil yang diperoleh yaitu rata-rata DPMO bulan Oktober 2016 sebesar 13.320,5 dan setelah dikonversikan menggunakan tabel six sigma, rata-rata kecacatan bulan Oktober 2016 sebesar 4,53 sigma. Dari hasil konversi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produksi PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile sudah cukup bagus, namun masih bisa kebih baik lagi bila melakukan beberapa perbaikan faktor kecacatan yang terjadi.
Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT. Sejahtera Bintang Abadi Textile adalah untuk memperbaiki faktor paling besar penyebab kecacatan yang terjadi pada saat proses produksi, yaitu faktor mesin dan tenaga kerja. Perusahaan harus senantiasa melakukan pengecekan dan pemeliharaan mesin yang digunakan untuk produksi karena usia mesin yang sudah cukup tua yang mengakibatkan sering terjadinya kerusakan pada mesin saat proses produksi. Tenaga kerja perusahaan juga harus selalu diberi pengarahan dan pelatihan dalam mengoperasikan mesin agar tidak terjadi banyak kesalahan pada saat mengoperasikan mesin untuk proses produksi benang.