Analisis penggunaan metode Critical Path Segment (CPS) pada penjadwalan pekerjaan struktur proyek konstruksi gedung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Setiawan, Theresita Herni
dc.contributor.author Mandela, Felix
dc.date.accessioned 2017-06-08T03:57:27Z
dc.date.available 2017-06-08T03:57:27Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp34065
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2158
dc.description 5963 - FTS en_US
dc.description.abstract Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan jumlah proyek konstruksi yang terus berkembang setiap tahunnya, dimana kegiatan investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor swasta setiap tahunnya meningkat. Dalam rangka membantu pelaksanaan suatu proyek, dibutuhkan alat untuk memudahkan perencanaan proyek dalam hal durasi dan biaya. Hingga saat ini telah dikenal beberapa metode penjadwalan yang dipakai di Indonesia, antara lain dengan Bar Chart (diagram batang), Program Evaluation and Review Technique (PERT), Critical Path Method (CPM), dan Presedent Diagram Method (PDM). Namun seiring dengan perkembangan proyek-proyek konstruksi, berbagai penelitian terus dilakukan hingga kini muncul sebuah metode baru yang dinamakan critical path segments (CPS). Metode ini merupakan pengembangan dari metode critical path method (CPM) dengan perbedaan tingkat kedetailan kegiatan yang dibuat lebih merinci dengan menguraikan durasi dari setiap kegiatan menjadi segmen waktu yang terpisah sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang lebih jelas pada progres kegiatan di lapangan. Pekerjaan balok, pelat, dan kolom pada tiap lantai merupakan pekerjaan kritis pada master schedule. Namun setelah disegmentasikan dengan menggunakan metode CPS, pekerjaan struktur tidak sepenuhnya kritis. Pekerjaan bekisting balok bagian tembereng dan sekor/support, pekerjaan pembesian kolom, dan pelepasan bekisting balok, pelat dan kolom merupakan aktivitas kritis. Selanjutnya dilakukan alokasi tenaga kerja dimana kebutuhan maksimal tukang kayu yang sebelumnya 48 orang menjadi 40 orang, kebutuhan maksimal tukang besi dari 31 orang menjadi 22 orang, dan kebutuhan maksimal tukang batu tetap 7 orang. en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Critical Path Segments en_US
dc.subject Penjadwalan Proyek en_US
dc.title Analisis penggunaan metode Critical Path Segment (CPS) pada penjadwalan pekerjaan struktur proyek konstruksi gedung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2012410185
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0416046802
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI610#Teknik Sipil


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account