Abstract:
Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan jumlah proyek konstruksi yang terus berkembang setiap tahunnya, dimana kegiatan investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor swasta setiap tahunnya meningkat. Dalam rangka membantu pelaksanaan suatu proyek, dibutuhkan alat untuk memudahkan perencanaan proyek dalam hal durasi dan biaya. Hingga saat ini telah dikenal beberapa metode penjadwalan yang dipakai di Indonesia, antara lain dengan Bar Chart (diagram batang), Program Evaluation and Review Technique (PERT), Critical Path Method (CPM), dan Presedent Diagram Method (PDM). Namun seiring dengan perkembangan proyek-proyek konstruksi, berbagai penelitian terus dilakukan hingga kini muncul sebuah metode baru yang dinamakan critical path segments (CPS). Metode ini merupakan pengembangan dari metode critical path method (CPM) dengan perbedaan tingkat kedetailan kegiatan yang dibuat lebih merinci dengan menguraikan durasi dari setiap kegiatan menjadi segmen waktu yang terpisah sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang lebih jelas pada progres kegiatan di lapangan. Pekerjaan balok, pelat, dan kolom pada tiap lantai merupakan pekerjaan kritis pada master schedule. Namun setelah disegmentasikan dengan menggunakan metode CPS, pekerjaan struktur tidak sepenuhnya kritis. Pekerjaan bekisting balok bagian tembereng dan sekor/support, pekerjaan pembesian kolom, dan pelepasan bekisting balok, pelat dan kolom merupakan aktivitas kritis. Selanjutnya dilakukan alokasi tenaga kerja dimana kebutuhan maksimal tukang kayu yang sebelumnya 48 orang menjadi 40 orang, kebutuhan maksimal tukang besi dari 31 orang menjadi 22 orang, dan kebutuhan maksimal tukang batu tetap 7 orang.