dc.description.abstract |
Toko Ponti Jaya adalah sebuah toko bahan bangunan di Kota Bandung yang didirikan sejak tahun 2015. Karena masih barunya dalam bidang tersebut, tentunya toko Ponti Jaya mengalami banyak permasalahan. Melalui hasil wawancara dengan pemilik toko beberapa masalah yang dihadapi yaitu permasalahan barang hilang, barang rusak, dan juga barang yang sulit ditemukan. Setelah wawancara lebih lanjut dengan pemilik tentang ketiga permasalahan tersebut, ditemukan bahwa toko mengalami kerugian sebesar kurang lebih Rp 60.000.000,- pada tahun 2016, terdiri dari barang hilang dan barang rusak, dominan pada barang hilang. Untuk barang sulit ditemukan hal ini mengakibatkan pelayanan terhadap konsumen yang tidak sigap karena pegawai yang lupa akan posisi penempatan barang harus mencari barang terlebih dahulu karena penempatan yang tidak teratur. Menanggapi hal tersebut pemilik menganggap hal tersebut perlu untuk dibereskan disebabkan toko yang belum lama berdiri dan jika berlangsung secara terus-menerus akan menghambat pertumbuhan toko.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratori dengan menggunakan sumber dari informan penelitian, yaitu pemilik toko Ponti Jaya. Business challenge bundle dipakai untuk mengindentifikasi permasalahan utama dan yang terkait dengan kerugian toko yang disebabkan barang hilang, barang rusak dan barang sulit ditemukan.
Business Challenges Bundle digunakan untuk mengindentifikasi permasalahan utama yang terkait dengan pemanfaatan gudang yang tidak optimal. MIT 90’s Framework digunakan untuk menganalisis perubahan yang harus terjadi (konsistensi) dari ketujuh elemen MIT 90’s Framework. Dari MIT 90’s Framework ditemukan bahwa Toko Ponti Jaya membutuhkan suatu sistem yang dapat mengontrol penerimaan barang , prosedur pengaturan penyimpanan gudang, pengontrolan barang keluar dan stock opname . Managerial process ini dijabarkan dalam bentuk BPMN.
Berdasarkan masukan dari pemilik atas rancangan yang diusulkan, pemilik setuju bahwa rancangan sistem manajemen gudang dapat memberikan informasi penempatan barang, barang prioritas yang ditempatkan di depan tergantung dari barang yang fast moving dan memiliki profit margin besar, lalu memudahkan pengontrolan barang masuk dan barang keluar serta penyimpanan barang , dengan cara pengkodean barang, pencatatan barang ke WMS, pengontrolan gudang melalui cctv, serta stock opname. |
en_US |