Abstract:
Pabrik Kaos Kaki X merupakan perusahaan manufaktur berdiri sejak awal Januari tahun 2013 yang menjual kaos kakinya ke kalangan menengah ke bawah karena harga yang ditawarkan cukup murah. Pemilik Pabrik Kaos Kaki X yakin dengan peluang bisnis yang menjanjikan, terlihat dari kebutuhan di Indonesia yang memakai kaos kaki dari semua kalangan ekonomi dan umur. Dalam wawancara dengan pemilik pabrik, permasalahan yang ditemukan pada toko tersebut adalah barang yang sulit dicari, adanya barang hilang dan barang rusak yang dapat mengakibatkan pendapatan pabrik berkurang hingga Rp 120.000.000,00 (Seratus Dua Puluh Juta Rupiah) dalam satu tahun dan hal ini dianggap penting oleh pemilik pabrik dikarenakan menurut pemilik, kerugian tersebut sangat besar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratori dengan menggunakan sumber dari informan penelitian, yaitu pemilik Pabrik Kaos Kaki X. Business challenge bundle dipakai untuk mengindentifikasi permasalah utama dan yang terkait dengan terjadinya penempatan barang tidak teratur. Terdapat tiga masalah utama yaitu barang sulit dicari, barang hilang, dan barang rusak.
MIT 90’s Framework digunakan untuk membandingkan keadaan luar pabrik dengan keadaan dalam pabrik, sehingga diperlukan pengembangan bagi pabrik agar dapat bersaing dan beradaptasi dengan keadaan luar. Dari MIT 90’s Framework ditemukan bahwa Pabrik Kaos Kaki X membutuhkan suatu sistem yang dapat mengontrol permasalahan yang ada, seperti pengaturan penempatan barang, pencatatan masuk dan keluarnya barang, serta melakukan pengecekan barang dari pencatatan dengan barang yang ada di gudang (Cycle counting) . Managerial process ini akan dijabarkan dalam bentuk BPMN.
Berdasarkan masukan dari pemilik atas rancangan yang diusulkan oleh peneliti, pemilik setuju bahwa usulan rancangan sistem informasi manajemen gudang dapat memberikan jawaban atas pengontrolan penempatan barang, pencatatan masuk dan keluarnya barang, serta melakukan pengecekan barang dari pencatatan dengan barang yang ada di gudang (Cycle counting), dan juga memanfaatkan teknologi pengontrolan gudang Raw material maupun Finish good melalui CCTV.