Abstract:
Dalam transisi penggunaan energi bersih, fuel cell hadir sebagai suatu solusi energi
alternatif yang ramah lingkungan. Pada fuel cell terjadi reaksi Hydrogen Oxidation Reaction
(HOR) pada anoda dan Oxygen Reduction Reaction (ORR) pada katoda. Reaksi HOR pada
anoda dimana gas H2 akan dioksidasi membentuk proton (H+) dan elektron (e-). Elektron akan
diangkut melalui sirkuit eksternal. Sedangkan proton akan diangkut melalui elektrolit untuk
dapat mencapai katoda yang selanjutnya akan bereaksi dengan elektron dan O2. Reaksi ORR
pada katoda dimana gas O2 akan direduksi menjadi air (H2O) dan energi listrik yang melibatkan
pembelahan ikatan oksigen, serta transfer elektron dan proton.
Penelitian ini berfokus pada Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC). Reaksi
HOR dan ORR ini terjadi pada Gas Diffusion Electrode (GDE). GDE sendiri terdiri dari lapisan
Gas Diffusion Layers (GDL) dengan Catalyst Layers (CL) yang diendapkan di atasnya. Biaya
katalis PEMFC kususnya pada katoda masih dinilai tinggi karena dari salah satu komponen
biaya utama catalyst layer berasal dari jenis golongan logam mulia (Pt). Selain itu, Pt mengikat
O2 terlalu kuat di katoda sehingga membuat reaksi ORR melambat, sehingga dibutuhkan
mengoptimalkan kinetika reaksi ORR yaitu dengan logam alloy. Contoh penerapan katalis
untuk ORR pada katoda ini telah digunakan pada produk Toyota Mirai generasi ke-2. Pada
produk Toyota Mirai yang telah diproduksi ini menggunakan katalis berupa perpaduan
platinum dengan kobalt (PtCo).
Untuk mewujudkan kendaraan ramah lingkungan yang available suatu saat nanti di
indonesia dan guna meningkatkan nilai TKDN mencapai 40% digunakan logam yang
ketersediannya melimpah di Indonesia yaitu Ni. Secara teoritis berdasarkan plot volcano
membuktikan bahwa perpaduan nikel dengan platinum memiliki nilai aktivitas tertinggi
dibandingkan perpaduan logam dengan kobalt. Nikel yang digunakan pada percobaan ini
berasal dari nikel MHP dengan kemurnian 99,46%.
Pengolahan nikel hasil MHP ini tentunya berbeda dengan pengolahan nikel komersial.
Oleh karena itu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan teknik reduksi dan
variasi rasio komposisi terbaik untuk mensintesis katalis. Dimana untuk mencapai tujuan ini
dilakukan sintesis platinum dan nikel dengan wet reduction methode secara bertahap.
Dilakukan pengoptimasian teknik reduksi pada sintesis katalis dengan menggunakan jenis
agent pereduksi NaBH4 atau HCOOH dan pengoptimasi penggunaan agent pereduksi dengan
penambahan NaOH atau tanpa NaOH untuk mendapatkan variasi komposisi dan teknik reduksi
xii
terbaik. Dari hasil uji TGA diharapkan loading akhir PtNi/C hasil sintesis 40 wt%, terjadinya
pergeseran peak pada sudut 39,6o pada hasil XRD, dan perbandingan komposisi rasio antara Pt
dan Ni yaitu 1:1 ; 2:1 ; 3:1 pada hasil ICP-OES.