Pemeriksaan operasional pada proses produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk : studi kasus pada PT. Mekarjaya Gemarubberindo

Show simple item record

dc.contributor.advisor Djajadikerta, Hamfri
dc.contributor.author Lipin, Fricilia
dc.date.accessioned 2017-05-31T04:32:25Z
dc.date.available 2017-05-31T04:32:25Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp33728
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2007
dc.description 22500 - FE
dc.description.abstract Seiring dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi, persaingan dalam dunia bisnis pun menjadi semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk terus beroperasi secara efektif dan efisien agar dapat mempertahankan eksistensinya. Pada perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan fungsi yang paling penting dalam perusahaan. Pada fungsi inilah bahan baku diolah menjadi produk-produk yang akan dijual perusahaan. Oleh karena itu, sudah selayaknya proses produksi mendapat perhatian khusus dari manajemen. Pemeriksaan operasional merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses produksi. Pemeriksaan operasional adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan ekonomis dari operasi perusahaan. Pemeriksaan operasional dapat dilaksanakan pada berbagai fungsi dalam perusahaan, termasuk fungsi produksi. Proses produksi adalah suatu cara untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Proses produksi yang terdapat pada perusahaan harus berjalan secara efektif dan efisien. Efektivitas berfokus pada hasil dan manfaat yang diperoleh. Sedangkan, efisiensi berfokus pada cara atau metode yang digunakan dalam operasi. Namun kenyataannya seringkali timbul masalah seperti kecacatan produk yang mengakibatkan ketidakefektifan dan ketidakefisiensian proses produksi. Produk cacat adalah suatu produk hasil produksi, baik telah selesai diproduksi maupun belum selesai yang tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan pelanggan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah penelitian dengan mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif untuk menjelaskan karakteristik dari seseorang, kejadian, atau situasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi lapangan dan tinjauan literatur. Sedangkan, teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Objek penelitian pada penelitian ini adalah PT Mekarjaya Gemarubberindo yang terletak di Cikupa, Tangerang. PT Mekarjaya Gemarubberindo merupakan perusahaan manufaktur spare part motor yang terbuat dari plastik. Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan, peneliti menentukan critical problem pada proses produksi PT Mekarjaya Gemarubberindo yaitu masalah kecacatan produk pada proses injeksi. Secara keseluruhan, tingkat kecacatan pada bagian injeksi per bulan selama Bulan Juli 2015 sampai dengan Bulan Juni 2016 tidak pernah melebihi batas normal yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu 2%. Namun jika dilihat tingkat kecacatan per produk pada tiap bulannya, seringkali tingkat kecacatan produk melebihi batas normal. Kerugian yang ditanggung perusahaan akibat masalah ini pada bulan April 2016, Mei 2016, dan Juni 2016 berturut-turut adalah Rp. 19.202.427, Rp. 14.946.241, dan Rp. 16.478.765. Faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk adalah faktor, manusia, metode, mesin, dan bahan baku. Dari keempat faktor tersebut, faktor bahan baku merupakan faktor yang paling sering menyebabkan masalah kecacatan produk. Hal ini disebabkan karena perusahaan menggunakan bahan baku reject dari Astra yang kualitasnya tidak konsisten. Masalah ini sebenarnya dapat dieliminasi dengan menggunakan bahan baku original. Namun, setelah dilakukan perhitungan tambahan biaya yang diperlukan apabila perusahaan mengganti bahan baku nya pada Bulan April 2016 sampai dengan Bulan Juni 2016, biaya tambahan yang diperlukan untuk mengganti bahan baku adalah sebesar Rp. 968.970.516. Tambahan biaya tersebut jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan biaya kerugian yang ditanggung perusahaan akibat kecacatan produk pada Bulan April 2016 sampai dengan Bulan Juni 2016 yang totalnya hanya sebesar Rp. 50.627.433. Peneliti memberikan saran kepada pihak manajemen perusahaan untuk memberikan insentif bagi karyawan apabila berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya, membuat kartu checklist maintenance mesin injeksi, dan melakukan quality control pada saat penerimaan bahan baku. en_US
dc.publisher Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject Pemeriksaan Operasional, Proses Produksi, dan Tingkat Kecacatan Produk en_US
dc.title Pemeriksaan operasional pada proses produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk : studi kasus pada PT. Mekarjaya Gemarubberindo en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013130207
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0408036001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI604#Akuntansi


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account