Abstract:
Seiring dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi, persaingan
dalam dunia bisnis pun menjadi semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk terus beroperasi
secara efektif dan efisien agar dapat mempertahankan eksistensinya. Pada perusahaan
manufaktur, proses produksi merupakan fungsi yang paling penting dalam perusahaan.
Pada fungsi inilah bahan baku diolah menjadi produk-produk yang akan dijual perusahaan.
Oleh karena itu, sudah selayaknya proses produksi mendapat perhatian khusus dari
manajemen. Pemeriksaan operasional merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan
untuk membantu manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses
produksi.
Pemeriksaan operasional adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan ekonomis dari operasi perusahaan. Pemeriksaan
operasional dapat dilaksanakan pada berbagai fungsi dalam perusahaan, termasuk fungsi
produksi. Proses produksi adalah suatu cara untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Proses produksi
yang terdapat pada perusahaan harus berjalan secara efektif dan efisien. Efektivitas
berfokus pada hasil dan manfaat yang diperoleh. Sedangkan, efisiensi berfokus pada cara
atau metode yang digunakan dalam operasi. Namun kenyataannya seringkali timbul
masalah seperti kecacatan produk yang mengakibatkan ketidakefektifan dan
ketidakefisiensian proses produksi. Produk cacat adalah suatu produk hasil produksi, baik
telah selesai diproduksi maupun belum selesai yang tidak memenuhi spesifikasi yang
diinginkan pelanggan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah penelitian dengan mengumpulkan data
kualitatif dan kuantitatif untuk menjelaskan karakteristik dari seseorang, kejadian, atau
situasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi lapangan
dan tinjauan literatur. Sedangkan, teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif. Objek penelitian pada penelitian ini adalah PT Mekarjaya
Gemarubberindo yang terletak di Cikupa, Tangerang. PT Mekarjaya Gemarubberindo
merupakan perusahaan manufaktur spare part motor yang terbuat dari plastik.
Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan, peneliti menentukan
critical problem pada proses produksi PT Mekarjaya Gemarubberindo yaitu masalah
kecacatan produk pada proses injeksi. Secara keseluruhan, tingkat kecacatan pada bagian
injeksi per bulan selama Bulan Juli 2015 sampai dengan Bulan Juni 2016 tidak pernah
melebihi batas normal yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu 2%. Namun jika dilihat
tingkat kecacatan per produk pada tiap bulannya, seringkali tingkat kecacatan produk
melebihi batas normal. Kerugian yang ditanggung perusahaan akibat masalah ini pada
bulan April 2016, Mei 2016, dan Juni 2016 berturut-turut adalah Rp. 19.202.427, Rp.
14.946.241, dan Rp. 16.478.765. Faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk adalah
faktor, manusia, metode, mesin, dan bahan baku. Dari keempat faktor tersebut, faktor bahan
baku merupakan faktor yang paling sering menyebabkan masalah kecacatan produk. Hal ini
disebabkan karena perusahaan menggunakan bahan baku reject dari Astra yang
kualitasnya tidak konsisten. Masalah ini sebenarnya dapat dieliminasi dengan menggunakan
bahan baku original. Namun, setelah dilakukan perhitungan tambahan biaya yang
diperlukan apabila perusahaan mengganti bahan baku nya pada Bulan April 2016 sampai
dengan Bulan Juni 2016, biaya tambahan yang diperlukan untuk mengganti bahan baku
adalah sebesar Rp. 968.970.516. Tambahan biaya tersebut jumlahnya jauh lebih besar
dibandingkan biaya kerugian yang ditanggung perusahaan akibat kecacatan produk pada
Bulan April 2016 sampai dengan Bulan Juni 2016 yang totalnya hanya sebesar Rp.
50.627.433. Peneliti memberikan saran kepada pihak manajemen perusahaan untuk
memberikan insentif bagi karyawan apabila berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya,
membuat kartu checklist maintenance mesin injeksi, dan melakukan quality control pada
saat penerimaan bahan baku.