Abstract:
Keberlanjutan sosial merupakan pendekatan penting terhadap pembangunan yang memastikan bahwa bangunan dan komunitas dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental seluruh masyarakat sekaligus melindungi lingkungan. Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam. Masjid dari segi bahasanya, diambil dari akar kata sajada-sujud yang berarti patuh, taat, dan tunduk dengan penuh hormat. Masjid menjadi salah satu bangunan pemenuhan kebutuhan spiritual bukan hanya berfungsi sebagai tempat shalat atau beribadah saja, namun juga merupakan pusat kegiatan dalam lingkungan bermasyarakat dan pusat pendidikan agama. Teori yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini utamanya berangkat dari teori keberlanjutan sosial dan hubungannya terhadap teori arsitektur masjid dengan fokus terhadap fungsi dari masjid tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keberlanjutan sosial yang terbentuk oleh aktivitas di dalam Masjid Maaimmaskuub Bandung. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengamatan aktivitas jamaah di dalam masjid yang kemudian disajikan dalam behavior mapping dan penyebaran kuesioner pada jamaah masjid. Kuesioner terdiri dari lima indikator, antara lain: interaksi sosial, keamanan bersama, identitas arsitektural, fleksibilitas ruang masjid, dan partisipasi sosial. Data kuesioner akan diproses menggunakan skala likert yang kemudian akan mendapatkan hasil untuk menilai keberlanjutan sosial pada Masjid Maaimmaskuub Bandung. Hasil analisis aktivitas masjid yang didapatkan dari behavior mapping kemudian dikaitkan kepada hasil responden kuesioner. Terdapat beberapa respon dari indikator kuesioner yang dapat dibuktikan melalui analisis behavior mapping, namun terdapat juga yang tidak dapat. Seluruh hasil analisis dalam penulisan skripsi digunakan untuk menilai apakah Masjid Maaimmaskuub Bandung merupakan masjid yang keberlanjutan sosialnya dinilai baik.