dc.description.abstract |
Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan orang untuk berbagi informasi
menggunakan platform media sosial. Pengalaman yang dibagikan melalui media sosial
memunculkan kecenderungan FOMO (Fear of Missing Out). FOMO adalah kondisi psikologis
dimana seseorang khawatir akan ketinggalan pengalaman yang sedang tren di lingkungannya.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pemasar untuk mendorong orang untuk membeli. Salah satu
produk yang sedang tren di dunia bakery adalah Cromboloni. Kue berbentuk bulat yang diisi
dengan aneka topping warna-warni ini menarik minat masyarakat untuk membeli. Fenomena ini
juga terjadi di Purwakarta, dimana sebuah toko roti bernama Delisa Delicious berhasil
mendapatkan banyak konsumen yang membeli Cromboloni mereka. Namun FOMO tanpa
didukung oleh kualitas produk tidak akan membuat niat beli ulang. Oleh karena itu, menarik untuk
dilakukan penelitian mengenai pengaruh FOMO dan Kualitas Produk terhadap Niat Beli Ulang
pada Delisa Delicious Purwakarta.
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan melakukan survei kepada 122 responden
yang merupakan konsumen Delisa Delicious. FOMO diukur dengan dimensi ketakutan,
kekhawatiran dan kecemasan, sedangkan kualitas produk diukur dengan dimensi warna, tampilan,
porsi, bentuk, tekstur, aroma dan rasa. Data diolah dengan menggunakan metode kuantitatif untuk
mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang terlibat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa FOMO dan kualitas produk berpengaruh terhadap
niat beli ulang baik secara parsial maupun simultan. Nilai pengaruh secara simultan dari FOMO
(X1) dan kualitas produk (X2) terhadap Niat Pembelian Ulang (Y) berdasarkan dari nilai R Square
adalah 71.7%. Hasil dari Uji T menunjukkan bahwa kedua variabel bebas mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Regresi linier
berganda juga menunjukkan bahwa FOMO dan kualitas produk dapat meningkatkan niat beli
ulang. Baik koefisien determinasi maupun regresi linier berganda menunjukkan bahwa kualitas
produk memiliki dampak yang lebih tinggi terhadap niat beli ulang. |
en_US |