Pengaruh promosi, kualitas produk, dan harga terhadap niat beli ulang dengan kepuasan konsumen sebagai Variabel Intervening terhadap Sirup ABC

Abstract

Persaingan yang semakin intensif di industri Food and Beverage (FnB), perusahaan-perusahaan dituntut untuk memperkuat aspek fundamental mereka guna bertahan dan bersaing efektif. Sirup ABC, sebagai salah satu merek FnB di sektor sirup yang telah dikenal di masyarakat Indonesia, saat ini menghadapi kendala dalam mengungguli atau menyaingi posisi dominan pesaingnya, yaitu Sirup Marjan, dalam kategori sirup. Meskipun tingkat minat beli terhadap Sirup ABC cukup positif, namun belum mampu melampaui tingkat minat beli terhadap Sirup Marjan. Terdapat ketidakpuasan konsumen terhadap beberapa aspek, termasuk promosi, kualitas produk, dan harga. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengkajian mendalam terkait pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap niat beli ulang melalui tingkat kepuasan konsumen pada Sirup ABC. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian applied research dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi serta cross-sectional studies dengan pengambilan data dalam satu periode dari 200 responden yang sudah pernah membeli dan mengonsumsi Sirup ABC dalam jangka waktu 1 tahun terakhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan penggunaan data-data berupa angka. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kuesioner digital, dengan analisis menggunakan metode SEM-PLS. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu, promosi, kualitas produk, dan harga sebagai variabel independen (X), kepuasan konsumen sebagai variabel intervening (Z), serta niat beli ulang sebagai variabel dependen (Y). Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel promosi, kualitas produk, dan harga terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli ulang melalui kepuasan konsumen, Dari hasil penelitian, merek Sirup ABC masih perlu lebih memperhatikan faktor promosi, kualitas produk dan harga karena secara keseluruhan masih mendapatkan nilai yang buruk dari konsumen.