Seksualitas modern yang fluid : antara yang profan dan yang sakral

Show simple item record

dc.contributor.advisor Djunatan, Stephanus
dc.contributor.author Aprianti, Penti
dc.date.accessioned 2024-12-06T08:35:21Z
dc.date.available 2024-12-06T08:35:21Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other skp46437
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/19625
dc.description 731 - FF en_US
dc.description.abstract Seksualitas manusia dibentuk oleh tindakan-tindakan yang tergenderisasi. Judith Butler berargumen bahwa tindakan yang disebut performatif ini dikonstruksi oleh hegemoni maskulin dan matriks heteroseksual. Hal ini menciptakan polarisasi antara yang kompromi dan yang subversi terhadap posisi mapan. Fakta konteks yang tergenderisasi juga oleh Manon Garcia disebut penyebab mengapa aktivitas seks tidak bisa etis kecuali pola pikir inklusif dilibatkan. Michel Foucault melihat polarisasi ini bergantung pada kekuasaan dan pengetahuan yang memproduksi wacana represif-opresif atau resisten. Seperti bagaimana seksualitas dipahami melalui scientia sexualis dan ars erotica. Untuk tujuan mempertahankan status quo, seksualitas kemudian dibuat tabu di ruang privat dan publik. Atau boleh diucap lantang ketika membicarakan prokreasi belaka. Identitas yang dianggap menyimpang kemudian diliyankan dan menjadi pihak yang paling dirugikan. Hal ini juga disebabkan karena masyarakat tidak terbiasa dengan fakta bahwa seksualitas itu performatif, lekat dengan konstruksi, dan bukan sesuatu yang natural atau ajeg. Masyarakat juga tidak memahami aspek fluid dari seksualitas yang selalu berada pada tegangan antara dikonstruksi dan mengonstruksi, atau antara yang profan (pemaknaan dangkal) dan yang sakral (penghormatan ketubuhan), yang terus berproses dan menjadi. Konsekuensinya, kekerasan hegemonik mengakar dan dinormalisasi di keseharian. Dengan menggunakan metode literatur dan teori performativitas dari Judith Butler, tulisan ini mengeksplorasi bagaimana penabuan dan pemberlakuan suatu matriks terjadi, lantas mengonstruksi identitas yang seksual (dari luar ke dalam). Peneliti menawarkan bahwa 1) penghayatan ketubuhan (dari dalam ke luar) juga berkontribusi terhadap terbentuknya suatu identitas, 2) posisi in-between dapat mengatasi polarisasi hegemonik dan menjadi jembatan untuk memahami ragam identitas seksual berdasarkan performativitas dan agensi. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Filsafat Fakultas Filsafat - UNPAR en_US
dc.subject POSISI IN-BETWEEN en_US
dc.subject SEXUAL SELF en_US
dc.subject SEKSUALITAS YANG FLUID en_US
dc.subject PENGALAMAN KETUBUHAN en_US
dc.subject PERFORMATIVITAS GENDER DAN SEKS en_US
dc.title Seksualitas modern yang fluid : antara yang profan dan yang sakral en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6122001049
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0424127001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI612#Ilmu Filsafat


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account