dc.description.abstract |
Minat masyarakat Indonesia terhadap investasi belakangan ini menunjukkan tren yang positif. Salah satu instrumen investasi yang diminati adalah saham. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah investor saham di Indonesia. Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor saham di Indonesia pada kuartal keempat tahun 2022 sebanyak 4,44 juta investor, meningkat 28,57% dibandingkan tahun sebelumnya. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang paling likuid dan memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Namun, investasi saham juga memiliki risiko yang tinggi, sehingga penting bagi investor untuk melakukan valuasi saham sebelum berinvestasi. Dalam penelitian ini, dua metode valuasi digunakan, yaitu Discounted Cash Flow (DCF) dengan pendekatan Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan Relative Valuation dengan pendekatan Price-to-Sales Ratio (PSR). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bukalapak.com Tbk tahun 2021 dan 2022 serta data historis harga saham BUKA pada akhir tahun 2021 hingga akhir tahun 2022. Hasil valuasi yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai intrinsik saham BUKA melalui metode DCF dengan pendekatan FCFE adalah Rp 793 per lembar saham, sedangkan melalui metode Relative Valuation dengan pendekatan PSR adalah Rp547 per lembar saham. Nilai intrinsik tersebut dapat dibandingkan dengan harga pasar saham BUKA untuk mengetahui apakah saham BUKA overvalued atau undervalued. Berdasarkan evaluasi nilai intrinsik saham BUKA menggunakan metode discounted cash flow (DCF) dengan pendekatan free cash flow to equity (FCFE) dan priceto- sales ratio (PSR) pada saat IPO serta per 1 Desember 2023, terlihat bahwa harga pasar saham BUKA pada saat IPO (Rp850 per lembar saham) jauh melebihi nilai intrinsik yang dihitung dari kedua metode tersebut (masing-masing Rp 793 dan Rp 547 per lembar saham). Oleh karena itu, saham BUKA dianggap overvalued pada saat IPO. Meskipun mengalami penurunan harga setelah IPO, saham BUKA mencapai kondisi undervalued pada 24 Desember 2021 setelah melakukan proses right issue dengan harga pelaksanaan Rp 478 per lembar saham. Pada 1 Desember 2023, harga saham BUKA yang mencapai Rp 218 per lembar saham juga dapat dianggap undervalued, sesuai dengan nilai intrinsik dari kedua metode valuasi. Dengan demikian, keputusan untuk membeli saham BUKA pada kondisi undervalued tersebut dianggap lebih layak. |
en_US |