Abstract:
Kecerdasan buatan sudah banyak masuk dan berkembang di Indonesia, khususnya di kota besar. Banyak organisasi yang sudah menggunakan dan bahkan mengembangkan sistem kecerdasan buatan. Terlihat jelas dari sektor perdagangan dan perbankan sudah mengimplementasikan teknologi tersebut. Akan tetapi, perkembangan kecerdasan buatan menimbulkan pro dan kontra karena sebagian masyarakat merasa diuntungkan, sedangkan sebagian lainnya merasa dirugikan. Faktor yang menjadi perdebatan tersebut adalah mau atau tidaknya individu mengikuti perkembangan zaman, persepsi kegunaan teknologi tersebut, dan
tingkat kepercayaan individu dalam menyikapinya. Penelitian ini memuat tentang bagaimana masyarakat menyikapi perkembangan kecerdasan buatan yang ada di Indonesia. Apakah masyarakat ingin menggunakan kecerdasan buatan tersebut atau malah baru mengetahui tentang teknologi ini. Kemudian, apakah mereka ingin menerapkan pada kehidupan sehari - hari atau bahkan mengembangkannya. Semua tergantung dari besar atau kecilnya pengaruh yang mereka dapatkan dari perkembangan kecerdasan buatan. Semakin besar teknologi ini memberikan manfaat, maka niat masyarakat untuk terus menggunakannya juga semakin besar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat. Data yang terkumpul diolah menggunakan uji statistik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa sikap umum terhadap artificial intelligence tidak berpengaruh terhadap continuance intention.