dc.description.abstract |
Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran penting yang bertujuan
untuk menyampaikan informasi mengenai produk kepada pasar yang memiliki
potensial. Untuk mempengaruhi pemirsa dengan pesannya, perusahaan biasanya
menggunakan selebriti atau orang terkenal yang disebut influencer. Melibatkan
influencer manusia mempunyai risiko tersendiri, terutama terkait aspek kredibilitas
dan biaya. Menyikapi kelemahan dari influencer manusia, Maka muncul teknologi
yang mampu menciptakan Virtual Influencer (VI). VI merupakan salah satu produk
Artificial Intelligence yang dikatakan dapat lebih dikontrol dibandingkan dengan
influencer manusia. VI ditampilkan sebagai manusia, dengan aktivitas sehariharinya
dan belakangan ini juga digunakan untuk mempromosikan produk. Di sisi
lain, harus diakui bahwa VI mempunyai sifat kemanusiaan yang kurang. Sebagai
fenomena baru, penelitian mengenai VI masih sangat terbatas. Dan menjadi topik
yang menarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana VI mempengaruhi
minat beli audiens.
Penelitian ini menggunakan Imma.gram, salah satu VI yang terkenal di
dunia dan digunakan untuk mengetahui sikap masyarakat Indonesia terhadap VI ini
dan pengaruhnya terhadap niat membeli audiens. Survei dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dimana kinerja VI diukur dengan
aspek-aspek yang biasa digunakan untuk mengukur human influencer yaitu
credibility, attractiveness, dan power. Sedangkan niat membeli diukur dengan
pendekatan AIDA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imma.gram secara keseluruhan baik
sebagai influencer dimana aspek tertinggi adalah credibility dan aspek terendah
adalah power. Uji statistik menunjukkan bahwa VI berpengaruh terhadap minat
beli. Memahami bahwa mayoritas responden adalah kaum muda yang akan
memiliki daya beli lebih besar dalam beberapa tahun mendatang, perusahaan dan
influencer harus menyadari kemungkinan menggunakan VI sebagai bagian dari
strategi promosi. |
en_US |