Abstract:
Arsitektur candi merupakan salah satu arsitektur tertua yang terdapat di Indonesia maupun di
dunia, candi yang berasal dari kata candika grha dengan arti rumah Dewi Candika yaitu dewi maut
tetapi Soekmono (1977 :231) mengatakan candi tidak selalu dianggap makam, tetapi merupakan
sebuah bangunan kuil.
Percandian Muaro Jambi berada di kota Jambi, Sumatra merupakan pusat studi agama buddha
terbesar pada masanya Dari kurangnya informasi terkait klasifikasi arsitektur pada situs ini, Wujud
Arsitektur objek studi menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ragam wujud
arsitektur yang terjadi pada percandian candi muaro jambi berdasarkan bentuk, denah, dan
elemen-elemen arsitekturnya, dan mengetahui landasan / konsep apa yang mendasari perwujudan
arsitektur tersebut.
Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan historis, yaitu dengan
mendeskripsikan kondisi eksisting percandian Muaro Jambi dan membandingkannya dengan teori
tipologi dan agama buddha aliran mahayana dan vajrayana. Data objek dikumpulkan dengan cara
observasi lapangan dan studi pustaka.Data diklasifikasikan menjadi lima, yaitu tata massa, tata ruang
luar, bentuk,ornamentasi dan tektonika. Hasil deskripsi tipologi tersebut lalu dikaitkan dengan masa
candi tersebut dibangun dan faktor apa yang ada disekitarnya, baik itu politik, budaya, geografis dan
sumber daya. Hasil analisis tersebut dapat dilihat hubungan antara gejala perubahan dengan konteks
yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi.
Hasilnya adalah keragaman wujud percandian Muaro Jambi ditemukan pada penggunaan
material dan teknik konstruksi; orientasi bangunan yang beragam;tata massa yang menggunakan pola
1-1 ;bentuk bangunan Temuan kearifan lokal sebagai respon terhadap kondisi geografis percandian
Muaro Jambi yang dekat dengan sungai Batanghari dan pengaruh politik dari kerajaan Sriwijaya
sebagai kerajaan terbesar pada masa itu, menggunakan muaro jambi sebagai simbol kekuasaanya.