Abstract:
Beton merupakan bahan konstruksi yang terdiri dari campuran semen, agregat kasar, agregat halus,
air dan bahan aditifi lainnya. Penelitian tentang beton terus berkembang termasuk inovasi beton selfhealing.
Beton self-healing memiliki kemampuan untuk memperbaiki keretakannya sendiri dengan
pembentukan kalsium karbonat oleh mikroorganisme seperti bakteri Bacillus subtilis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh variasi kadar bakteri Bacillus subtilis terhadap
kekuatan tekan dan kemampuan self-healing pada beton yang menggunakan agregat kasar dari
lumpur Sidoarjo. Variasi kadar bakteri yang digunakan adalah 0%, 1%, 1.5%, dan 2% dari berat
semen yang dipakai. Pengujian meliputi pengamatan artificial crack, Ultrasonic Pulse Velocity Test,
dan kekuatan tekan pada umur 7,14, 21, dan 28 hari. Hasil pengamatan benda uji balok dengan
artificial crack menunjukkan mengalami penutupan dari pembentukan kalsium karbonat oleh
bakteri Bacillus subtilis.
Hasil pengujian UPV dan kekuatan tekan menunjukkan peningkatan kecepatan gelombang
ultrasonik dan kekuatan tekan pada beton dengan variasi kadar bakteri lebih tinggi yang
mengindikasikan peningkatan homogenitas dan kerapatan beton. Hasil menunjukkan peningkatan
tertinggi kecepatan gelombang sebesar 3783,461 m/s, dan kekuatan tekan karakteristik pada benda
uji beton silinder variasi kadar bakteri 2% sebesar 22,730 MPa. Setelah penutupan retakan pada
benda uji balok dengan artificial crack dilakukan juga pengujian kekuatan tekan dan UPV untuk
membandingkan hasil dengan benda uji tanpa artificial crack. Penelitian ini menyimpulkan
penambahan bakteri Bacillus subtilis di campuran beton tidak hanya memperkuat kemampuan selfhealing,
tapi juga meningkatkan kepadatan dan kekuatan tekannya.