dc.description.abstract |
Masjid merupakan bangunan ibadah bagi umat islam. Namun, fungsi bangunan masjid dapat beragam sesuai konteks tempat masjid tersebut, selain tentunya sebagai tempat ibadah. Masjid yang berada di lingkungan fasilitas pendidikan, berfungsi sebagai fasilitas penunjang bagi pelajar serta karyawan yang beraktivitas pada fasilitas pendidikan tersebut. Masjid Darul Ulum Pamulang yang terletak di Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan merupakan masjid yang diperuntukkan bagi mahasiswa serta pegawai universitas. Masjid ini terbuka untuk umum, tetapi terbatas dalam hal jam operasionalnya karena berada di dalam lingkungan kampus. Selain untuk tempat ibadah, masjid ini digunakan untuk mahasiswa sebagai tempat beristirahat saat menunggu kuliah dan kegiatan kampus lainnya sehingga terjadi fluktuasi jumlah pengguna pada kondisi tertentu. Untuk dapat menunjang aktivitas di dalamnya, kenyamanan termal menjadi aspek penting, mengingat kondisi iklim pada Kota Tangerang yang panas dan lembab. Untuk mencapai kenyamanan termal yang diinginkan, bangunan dirancang menggunakan dinding kerawang sebagai pelingkupnya serta menggunakan ventilasi untuk menciptakan penghawaan silang yang dapat menurunkan suhu di dalam bangunan.
Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif. Proses penelitian dimulai dari observasi, pengukuran lapangan, studi data literatur, dan simulasi termal serta pergerakan angin untuk memperoleh data-data kuantitatif yang dapat merepresentasikan kondisi bangunan masjid selama setahun penuh. Pengukuran di lapangan dilakukan pada bulan Maret selama tiga hari dan simulasi dilakukan pada 21 Maret, 22 Juni, dan 22 Desember.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perletakan bukaan pada masjid berhasil menciptakan pergerakan udara silang dengan kecepatan angin rata-rata ±0.8-1 m/s saat angin bertiup dari arah datang dominan yaitu sisi barat. Adanya void di bagian tengah ruangan menambah pergerakan dan kecepatan angin di bagian tersebut, sehingga masih dalam batas kenyamanan walaupun terletak jauh dari bukaan. Namun, area sisi timur ruangan kurang mendapatkan pergerakan angin dan memiliki kecepatan angin yang cenderung rendah, yaitu 0.0-0.3 m/s. Oleh karena itu, beberapa titik ukur pada area ini masih belum memenuhi standar kenyamanan termal. Hasil simulasi Temperatur Operatif menunjukkan sisi ruang bagian barat terpapar sinar matahari barat pada siang dan sore hari, sehingga walaupun kecepatan angin sudah lebih tinggi dibandingkan titik ukur lainnya, area tersebut memerlukan upaya agar kenyamanan termal dapat meningkat. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya, dengan mengatur rasio inlet dan outlet bukaan. Tergantung dari arah datangnya angin, luas bukaan outlet dapat ditambah sehingga terjadi peningkatan kecepatan angin. Mengacu pada standar Kenyamanan Termal Adaptif Standar ASHRAE55-2023, untuk meningkatkan kenyamanan termal pada masjid ini diperlukan peningkatan kecepatan angin sebesar 0,3 m/s dengan cara mengubah rasio inlet dan outlet sehingga terjadi peningkatan kecepatan angin. |
en_US |