Abstract:
Cirebon, kota pelabuhan di pesisir utara Jawa, kaya akan budaya berkat sejarahnya sebagai
titik temu para pedagang dan pendatang dari berbagai penjuru dunia. Keberagaman ini tercermin
dari pemukiman yang terbentuk berdasarkan latar belakang budaya, seperti Kampung Arab
Panjunan, Desa Kanoman, dan kawasan Kebumen yang dulunya merupakan pusat pemerintahan
kolonial Belanda. Upaya revitalisasi arsitektur telah dilakukan di Panjunan dan Kanoman untuk
menghidupkan kembali nilai sejarah dan mengembangkan pariwisata. Penelitian ini berfokus pada
Lapangan Kebumen, sebuah ruang terbuka publik yang lama dikenal sebagai Alun-alun Kebumen.
Lapangan ini memiliki nilai sejarah penting sebagai pusat pemerintahan kolonial di masa lalu, untuk
menggali potensinya sebagai ruang terbuka hijau yang dapat menjembatani perpaduan budaya dan
memperkuat keterhubungan sejarah antara ketiga kawasan tersebut. Namun, pemanfaatan Lapangan
Kebumen belum optimal karena beberapa masalah terkait elemen dan desain fisiknya.
Melalui observasi awal, ditemukan beberapa elemen fisik di Lapangan Kebumen berada
dalam kondisi kurang terawat dan rusak. Adapula elemen fisik yang memiliki kecenderungan untuk
diinterpretasikan dengan keliru oleh pengunjung. Penelitian dilakukan dalam ranah arsitektur
perilaku dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi elemen dan desain fisik di
Lapangan Kebumen, serta memaparkan bagaimana elemen-elemen tersebut mempengaruhi perilaku
pengunjung secara mendalam. Metode observasi melalui pemetaan perilaku digunakan untuk
melihat potensi elemen fisik yang ada dan ragam perilaku yang ditunjukkan oleh pengunjung.
Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidakoptimalan pada sebagian besar elemen fisik
yang telah ada di Lapangan Kebumen untuk berperan sebagai ruang terbuka publik yang inklusif
bagi seluruh penggunanya. Adapun ketidakoptimalan ini terlihat dari adanya ketidaksesuaian antara
fungsi elemen fisik dengan cara pemanfaatannya oleh pengguna. Kecenderungan pemanfaatan ruang
tertentu timbul sebagai respons terhadap tata letak fisik lapangan yang menyebabkan tidak banyak
area lapangan yang aktif digunakan. Temuan di dalam penelitian ini dievaluasi untuk kemudian
menjadi dasar argumen dalam perumusan rekomendasi perbaikan elemen fisik Lapangan Kebumen
guna meningkatkan kualitasnya sebagai ruang terbuka publik.
Tiga rekomendasi dihasilkan untuk menjadi opsi perbaikan yang dapat dilakukan.
Rekomendasi pertama mengusulkan perancangan ulang secara menyeluruh dengan memodifikasi
setiap sudut elemen dan desain fisik Lapangan Kebumen agar lebih sesuai dengan preferensi
pengguna terbanyak. Rekomendasi kedua mengusulkan perubahan pada sebagian elemen fisik
lapangan yang paling krusial. Serta, rekomendasi ketiga yang meminta kepada baik pengunjung
maupun pengguna untuk dapat bersama sama mentoleransi elemen dan desain fisik yang ada,
dimana modifikasi yang dilakukan lebih fokus pada pemanfaatan ruang yang ada saat ini dan
meningkatkan kualitasnya. Ketiga rekomendasi yang diajukan ini dapat ditinjau kembali oleh
pemerintah daerah kota Cirebon dengan mengacu pada kaidah dan agenda yang dimiliki pemerintah.