dc.description.abstract |
Berlandaskan pada kerugian papan dan harta akibat erupsi Gunung Merapi 2010,
pemerintah melaksanakan Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman
Berbasis Komunitas (REKOMPAK) dengan membangunnya kembali komunitas dan permukiman
penduduk. Pemerintah membantu subsidi rumah sederhana dengan Tipe 36 dan luas tanah masingmasing
100 m2.
Dalam studi ini dilakukan pengamatan Huntap Kuwang, Argomulyo, Cangkringan,
Sleman, D.I.Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi masyarkat pada hunian
tersebut berdasarkan faktor pertumbuhan serta elemen morfologi fisik yang berubah dari tiap rumah.
Penemuan ini dilengkapi dengan faktor pengubah. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan
88 rumah dan wawancara narasumber (purposive sampling), lalu data diolah dengan statistik
kontigensi dan hierarki klastering software JMP.
Dari pengamatan yang dilakukan, aspek berubah functional frame di pengaruhi oleh
intensitas kegiatan sebagai faktor pengubah. Perubahan elemen arsitektural terjadi pada
penambahan luasan dengan penambahan ruang dan keamanan/privasi. Kadar perubahan oleh
intensitas kegiatan sejauh: (1) Ukuran dan material teras, (2) Ukuran dapur, (3) Penambahan Garasi,
(4) Letak jemuran, (5) Ukuran dan letak Gudang, (6) Penambahan R. Tamu. (7) Penambahan Kamar,
(8) Keperluan Privasi Display Garden. Kemudian temuan inni disandingkan dnegan peraturan
rumah sederhana dan REKOMPAK, muncul dugaan bahwa modul hunian awal tidak mampu
mewadahi kebutuhan warga sehingga pertumbuhnan organisasi rumah mencapai 100%, Ruang
tumbuh mudah dikembangkan secara mandiri sesuai dengan kebutuhan, namun bisa dijadikan
pertimbanagan strategi pengembangan hunian tetap kedepannya. |
en_US |