dc.description.abstract |
Kedai kopi atau kafe kini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat sebagai
tempat berjualan, bersantai, bekerja, dan berinteraksi, terutama di kalangan kaum muda di
kota besar. Pandemi Covid-19 mendorong penggunaan ruang terbuka dengan sirkulasi
udara dan sinar matahari yang baik. Tanatap Coffee adalah contoh kedai kopi yang
menerapkan konsep ruang terbuka, dengan cabang di Jakarta, Bekasi, Semarang, dan
lainnya. Cabang terbaru, Tanatap Coffee Frame Garden Matraman di Jakarta Pusat, dibuka
pada 13 Desember 2023. Desain Tanatap Coffee Frame Garden Matraman dari biro
RAD+ar, mencakup taman komersial dengan desain pasif yang berenergi rendah, sesuai
dengan iklim tropis. Kafe ini memiliki desain bukaan dengan geometri dasar berbentuk
menyerupai corong menciptakan efek terowongan angin dan memperkuat sirkulasi udara.
Efek ini dicapai melalui bentuk inlet besar di depan dan outlet kecil di belakang, dengan
langit-langit yang bergradasi dari ketinggian 2,2 m hingga 7,5 m, menciptakan pengalaman
ruang yang nyaman bagi pengunjung. Desain ini memberikan potensi sirkulasi udara dan
pencahayaan alami, meskipun orientasi bangunan tidak sepenuhnya mengikuti arah angin
dominan. Kemudian yang menjadi permasalahan adalah kenyamanan termal menjadi tidak
terpenuhi.
Penelitian yang akan dilakukan pada Tanatap Coffee Frame Garden Matraman
menggunakan metode deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
deskriptif berfokus pada penyelidikan keadaan dan kondisi kenyamanan termal objek
secara langsung. Pendekatan kuantitatif melibatkan pengumpulan data kecepatan udara,
kelembaban udara, dan suhu udara yang dapat dianalisis untuk evaluasi penelitian.
Penggunaan perangkat lunak CBE Thermal Comfort dan CFD Autodesk 2024 ini adalah
untuk mengidentifikasi pergerakan udara yang mempengaruhi kondisi termal pada kafe
tersebut.
Data identifikasi tersebut menjadi dasar optimalisasi, untuk memenuhi standar
kenyamanan termal pada kafe Tanatap Coffee Frame Garden Matraman, karena
berdasarkan data eksisting kondisi termal pada area lantai 2 tidak memenuhi standar
kenyamanan termal. Pernyataan tersebut juga didukung dengan data kecepatan angin yang
kurang memenuhi standar kenyamanan termal di lantai 2 Tanatap Coffee Frame Garden
Matraman. Desain bukaan memberi pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan udara
tersebut sehingga diperlukan optimalisasi pada desain bukaan bangunan Tanatap Coffee
Frame Garden Matraman. Hasil dari optimalisasi tersebut dengan menambahkan sirip
bukaan mengarah pada orientasi bukaan dan mengubah rasion bukaan inlet dan outlet.
Kemudian diperoleh hasilnya mampu memenuhi standar kenyamanan termal setelah diuji
kembali. |
en_US |