Abstract:
Perkembangan teknologi di Indonesia sejak era Revolusi Industri 4.0 telah mendorong pertumbuhan
ekonomi yang pesat, terutama dalam sektor konstruksi. Kebutuhan akan fasilitas publik di kota-kota
besar meningkat, sehingga perusahaan konstruksi harus terus berinovasi untuk meningkatkan
layanan. Perusahaan kini beralih dari pendekatan berbasis sumber daya (resource-based) ke
pendekatan berbasis pengetahuan (knowledge-based) untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif. Knowledge management (KM) yang efektif menjadi kunci dalam mengelola aset
intelektual dan meningkatkan efisiensi. Namun, penerapan KM menghadapi tantangan, termasuk
distribusi pengetahuan yang tidak merata dan belum terdokumentasi dengan baik. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait tingkat kematangan KM pada perusahaan
konstruksi, mengetahui perbedaan penerapan KM pada perusahaan kualifikasi kecil, menengah dan
besar, dan mengetahui kendala yang menghambat penerapan KM. Pengukuran tingkat kematangan
KM menggunakan APO KM Assesment Tools yang memiliki 7 faktor penilaian yaitu KM
Leadership, process, people, technology, KM process, learn and innovation dan KM outcomes.
Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei.
Pengumpulan sampel menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Subjek penelitian
diambil dari perusahaan konsultan konstruksi khususnya konsultan perencana, konsultan pengawas
dan konsultan pengawas dan perencana dengan kualfikasi kecil dan menengah.