Abstract:
Listrik di Indonesia masih banyak yang dihasilkan oleh energi tidak terbarukan, padahal banyak kekurangan dan dampak negatif bagi lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, energi terbarukan seperti angin, air, dan sinar matahari dikembangkan sebagai alternatif dalam pembangkit listrik dan pada penelitian ini akan difokuskan ke tenaga angin. Meskipun turbin angin skala besar lebih efisien saat ditempatkan di daerah terbuka dengan angin yang kencang, mereka tidak cocok untuk digunakan di perkotaan karena hambatan bangunan tinggi, kebisingan, dan dampak visual yang merusak. Oleh karena itu, turbin angin kecil aksis vertikal dapat lebih efektif dan efisien di perkotaan, dengan memanfaatkan bangunan tinggi sebagai kenaikan elevasi awal tanpa biaya tambahan untuk menara atau tiang turbin. Objek studi menggunakan bangunan tinggi PPAG 2 Unpar di Bandung. Tujuan penelitiannya adalah menganalisis model turbin angin yang optimal digunakan dalam kasus penelitian ini, menemukan posisi mana saja yang efektif untuk diletakkannya turbin angin dalam menghasilkan listrik, dan merencanakan penyatuan desain fasad bangunan PPAG 2 Unpar dengan turbin angin vertikal.
Penelitian menggunakan metode kombinatif antara kuantitatif dan kualitatif dengan mengambil data kecepatan dan arah angin pada lokasi yang berpotensi mendapatkan angin yang kencang dan dilakukan simulasi untuk melihat kecepatan angin dan arah gerak angin yang mengenai bangunan PPAG 2. Dilanjutkan dengan metode kualitatif yaitu merencanakan penyatuan turbin angin dengan desain fasad bangunan tinggi PPAG 2 tanpa mengubah desain awal gedung. Tahap mendesain ini dilakukan dalam mengolah turbin angin vertikal yang menyatu dengan desain bangunan PPAG 2 Unpar sehingga dengan adanya penambahan turbin angin itu tidak merusak desain bangunan PPAG 2 atau dapat menambahkan elemen estetis pada desain bangunan.
Hasilnya adalah posisi yang paling efektif untuk peletakan turbin angin vertikal model Makemu Domus 1000 W berada di rooftop tower Utara sisi Utara, kedua rooftop tower Selatan sisi Utara, dan di atas jembatan. Turbin angin model itu dapat beroperasi dengan kecepatan angin yang rendah dimana pada posisi yang disebutkan tadi sudah bisa beroperasi bahkan menghasilkan listrik yang cukup signifikan. Perencanaan penyatuan turbin angin dengan desain fasad bangunan tinggi PPAG 2 menghasilkan desain PPAG 2 eksisting yang ditambah turbin angin dengan elemen tambahan seperti kanopi untuk membelokkan angin sehingga kecepatan angin yang diterima turbin lebih tinggi dan desain menyatu dengan elemen tambahan menggunakan karakterstik bentuk dan warna dari desain fasad eksisting.