Abstract:
Manusia sudah sejak lama melakukan berbagai cara untuk menciptakan suatu
‘interaksi’ dengan Tuhan dalam bangunan ibadah terlepas dari agama/kepercayaan yang
dianut. Salah satu unsur yang mendukung terjadinya ‘interaksi’ tersebut adalah cahaya
alami. Umat Muslim yang telah lama memaknai cahaya sebagai sesuatu yang
merepresentasikan kemurnian, kebaikan hingga kehadiran Tuhan banyak memakai cahaya
ke dalam desain arsitektur masjid. Pencahayaan alami dapat memberikan pengaruh
terhadap kenyamanan visual maupun psiko - visual umat yang beribadah, dimana keduanya
saling berhubungan karena hasil dari kenyamanan visual dapat mempengaruhi
kenyamanan psiko – visual jemaah.
Masjid Raya Al – Jabbar merupakan salah satu masjid karya PT Urbane Indonesia
yang diresmikan pada akhir 2022 lalu. Masjid yang memiliki dimensi 99 x 99 m serta tinggi
mencapai 55 m ini memiliki kubah yang menjadi atap, fasad, sekaligus sumber masuknya
cahaya alami ke dalam ruang ibadah. Penggunaan cahaya alami ditambah skala
monumental pada Masjid Raya Al – Jabbar dapat memberikan dampak terhadap kegiatan
peribadatan jemaah didalam ruang ibadah. Penggunaan cahaya alami tersebut dapat juga
berpengaruh terhadap kesan dan perasaan yang dirasakan jemaah ketika beribadah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh desain bukaan atas
pada Masjid Raya Al – Jabbar terhadap kenyamanan visual jemaah yang mencakup
kuantitas dan kualitas pencahayaan. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh kenyamanan visual tersebut terhadap kenyamanan psiko – visual yang
dirasakan jemaah saat melakukan aktivitas peribadatan di dalam ruang ibadah yang
mencakup kesan arsitektural dan perasaan yang dirasakan.
Penelitian akan menggunakan jenis deskriptif – evaluatif dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui simulasi menggunakan
software Lightstanza untuk menguji kenyamanan visual pada masjid. Sementara
pendekatan kualitatif dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada jemaah secara
langsung dan mahasiswa arsitektur via Google Forms. Hasil kuesioner yang didapat akan
dikaitkan dengan teori kenyamanan visual dan psiko – visual yang ada, serta hasil dari
simulasi kenyamanan visual yang dilakukan.
Penelitian ini memperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, dapat disimpulkan
bahwa desain bukaan atas pada Masjid Raya Al – Jabbar sudah memenuhi hampir seluruh
persyaratan terkait kenyamanan visual yang mencakup kuantitas dan kualitas, dimana
hanya aspek kemerataan saja yang tidak memenuhi standar. Selain itu secara psiko – visual
desain bukaan atas pada Masjid Raya Al – Jabbar juga sudah dapat memberikan kesan dan
perasaan yang positif bagi jemaah yang beribadah didalamnya.