Abstract:
Aktivitas perkonomian yang berjalan dengan baik pada suatu kota menjadi salah satu indikator kemajuan kota. Aktivitas perekonomian dapat dilakukan masyarakat melalui UMKM yang juga menjadi penggerak roda ekonomi kota. Salah satu usaha yang dapat dilakukan masyarakat adalah berjualan sebagai pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima biasanya berjualan pada area-area yang ramai karena tingginya potensi pembeli. Perguruan tinggi sebagai salah satu pusat aktivitas kota menjadi potensi bagi pedagang kaki lima untuk mencari pembeli. Ruang berjualan pedagang kaki lima berlokasi di koridor yang banyak dilalui orang. Adanya pedagang kaki lima sebagai sektor informal pada koridor menyebabkan adanya perubahan karakteristik koridor yang formal sehingga terbentuk karakteristik koridor yang baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik informal pada koridor yang dipengaruhi oleh keberadaan kegiatan informal.
Penelitian menggunakan metode observasi dengan pendekatan kualitatif dengan cara melakukan penelitian lapangan di koridor Jalan Dipatiukur dan Jalan Tamansari dalam waktu-waktu yang berbeda pada rentang waktu yang ditentukan. Data koridor Jalan Dipatiukur dan Jalan Tamansari yang telah dikumpulkan dari observasi lapangan kemudian dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan karakteristik formal koridor tersebut. Analisis karakteristik informal koridor kemudian dikaitkan dengan teori mengenai ruang koridor dan perencanaan lansekap untuk mencari tahu bagaimana adanya kegiatan informal berpengaruh terhadap karakteristik formal koridor.
Hasilnya adalah aktivitas yang berbeda pada segmen jalan memberi pengaruh terhadap jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di ruang koridor. Ditemukan pula adanya pengaruh kesan yang ditimbulkan oleh elemen fisik formal koridor terhadap letak serta media berjualan pedagang kaki lima. Temuan jumlah, bentuk media jualan, serta lokasi pedagang kaki lima Jalan Dipatiukur menjadikan karakteristik koridor di kawasan dipengaruhi oleh kegiatan informal yang bersifat non-pemanen. Temuan jumlah, bentuk media jualan, serta lokasi pedagang kaki lima Jalan Tamansari menjadikan karakteristik koridor di kawasan tersebut berbeda-beda karena adanya perbedaan kegiatan informal yang bersifat semi-permanen.