Abstract:
Isu lingkungan dan sustainability yang diakibatkan oleh pemanasan global mendorong masyarakat dari berbagai disiplin ilmu untuk mencari solusi terkait hal tersebut, salah satunya adalah melalui penggunaan panel surya sebagai energi alternatif. Pada zaman ini, teknologi berkembang begitu pesat hingga menghasilkan berbagai kemungkinan eksplorasi dalam segi desain termasuk instalasi solar panel pada bangunan, salah satunya adalah struktur kinetik. Pengaplikasian mekanisme kinetik berdasarkan solar tracker system pada panel surya diasumsikan berpotensi menghasilkan kapasitas daya yang lebih besar dibandingkan panel surya statis.
Kecamatan Selaawi merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dengan potensi sumber daya alam dan kerajinan bambu yang unggul. Pada tahun 2018, Kecamatan Selaawi ditetapkan sebagai Kawasan Pedesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi. Untuk itu, UNPAR membantu pihak Kecamatan Selaawi untuk mengembangkan rancangan masterplan Selaawi Bamboo Creative Center (SBCC) lebih lanjut, salah satu caranya adalah dengan upaya memberikan nilai tambah untuk rancangan kios bambu untuk fungsi penjualan kerajinan bambu dan makanan. melalui upaya penerapan mekanisme kinetik pada struktur bambu untuk instalasi panel surya untuk membantu memenuhi kebutuhan listrik kios secara lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pergerakan panel surya ke arah utara-selatan pada atap rancangan prototipe modul kios bambu kinetik di Selaawi dan membandingan kapasitas energi yang dihasilkan oleh prototipe modul kios bambu statis, kinetik single-axis, dan kinetik dual-axis di Selaawi.
Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kuantitatif dengan cara membuat rancangan sampel model kios bambu kinetik berdasarkan pergerakan semu tahunan matahari. Rancangan atap yang dipasang panel surya akan bergerak sesuai orientasi yang ditentukan berdasarkan posisi matahari per bulan. Data tapak Selaawi dikumpulkan melalui observasi, sementara data sudut matahari per bulan diperoleh dari simulasi menggunakan perangkat lunak Rhinoceros, Grasshopper, dan Ladybug. Waktu simulasi adalah sampel satu hari per bulan dalam jangka waktu satu tahun. Sampel model kios bambu kinetik kemudian disimulasikan dan dianalisis untuk mengetahui kapasitas daya yang dihasilkannya, lalu dibandingkan dengan model kios bambu statis sehingga didapat perbandingan kedua kios berpanel surya dengan mekanisme gerakan atap yang berbeda.
Hasilnya adalah kapasitas daya setiap jenis sampel model kios dengan perolehan daya paling besar pada kios kinetik dengan mekanisme dual-axis. Berdasarkan data tersebut dan analisis aspek lainnya, dibuat rancangan model final dengan bentuk, mekanisme, dan sistem struktur atap kinetik dengan pergerakan single-axis maupun dual-axis pada kios bambu. Kedua jenis model final tersebut dianalisis kelebihan dan kekurangannya dan diperoleh hasil berupa pertimbangan pemilihan mekanisme atap