Abstract:
Fasad merupakan bagian yang tidak dapat terlepaskan dari sebuah bangunan. Desain fasad yang beragam ini selain berpengaruh pada tampilan eksternal bangunan juga berpengaruh pada faktor internal bangunan seperti kenyamanan ruang dan penggunaan energi bangunan. Pengaruh terhadap kenyamanan ruang dan efeketivitas penggunaan energi bangunan dalam bangunan yang dapat terlihat dari faktor nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV) pada bangunan.
Bangunan Kantor Cabang Utama (KCU) BCA Pondok Indah merupakan sebuah bangunan dengan fungsi perkantoran yang didirikan pada tahun 2008. Bangunan yang terletak di Jakarta Selatan ini memiliki fasad yang didominasi kaca bewarna biru yang menjadi ciri khas dari PT Bank Central Asia yang merupakan pemilik dari bangunan ini. Fasad bangunan yang didominasi oleh kaca tanpa adanya sirip pembayangan berpotensi terjadinya silau yang berlebih serta memiliki nilai OTTV yang tinggi.
Adanya permasalahan tersebut, maka penelitian ini mengoptimasi fasad bangunan KCU BCA Pondok Indah menggunakan teknologi Building Integrated Photovoltaics (BIPV) yang merupakan teknologi baru dari solar panel konvensional. Solar Panel yang terintegrasi dengan fasad dapat memberikan pembayangan pada ruang dalam bangunan sehingga dapat mengurangi potensi silau serta mengurangi nilai OTTV bangunan dengan mendapat energi terbarukan dari BIPV.
Penelitian ini menggunakan metode evaluasi pasca huni dengan beberapa tahap penelitian. Diawali dengan perhitungan awal untuk melihat nilai OTTV pada bangunan dan simulasi potensi silau yang mengacu pada standar Daylight Glare Probability (DGP) pada kondisi eksisting. Hasil perhitungan dan simulasi ditemukan bahwa nilai OTTV pada bangunan masih diatas standar kriteria SNI 03 – 6389 – 2011 serta nilai DGP yang juga melebihi standar. Selanjutnya dibuat solusi alternatif untuk kedua permasalahan tersebut dengan menentukan posisi paling ideal pemasangan BIPV pada fasad melalui analisis beberapa pertimbangan seperti kebutuhan listrik, luas bukaan kaca, sisi dengan nilai OTTV paling tinggi, posisi matahari, dan potensi terjadinya silau paling tinggi. Berdasarkan analisis tersebut ditemukan sisi paling ideal adalah pada sisi A (Timur Laut) dan sisi B (Tenggara)
Setelah menemukan posisi ideal pemasangan BIPV, analisis dilanjutkan dengan membandingkan solusi alternatif dengan kondisi eksisting untuk melihat pengaruh BIPV terhadap nilai OTTV, intensitas pencahayaan alami, nilai DGP, dan energi terbarukan yang dapat dihasilkan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BIPV dapat dijadikan solusi alternatif pengganti sirip penangkal sinar matahari untuk mengurangi nilai OTTV dan potensi silau yang cukup besar serta dapat menggantikan kebutuhan listrik dengan energi terbarukan pada bangunan. Namun perlu memperhatikan posisi perletakan karena dapat mengurangi intensitas pencahayaan alami yang masuk.