dc.description.abstract |
Abstrak - Pencahayaan alami merupakan salah satu hal yang penting dalam arsitektur.
Pencahayaan alami di kafe atau restoran dapat memberikan berbagai manfaat, termasuk
menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi pengunjung, serta membantu
mengurangi biaya energi. Akan tetapi, cahaya yang terlalu terang dapat menyebabkan silau dan
menjadi masalah yang mengganggu kenyamanan pelanggan dan karyawan. Cahaya alami yang
kurang pun dapat mengganggu kenyamanan visual seperti membuat objek menjadi kurang jelas dan
menyebabkan kontras antara bidang kerja dengan bukaan. Pada umumnya, cahaya alami masuk ke
dalam ruangan melalui bukaan samping seperti jendela. Namun seringkali cahaya alami sulit
berpenetrasi ke dalam ruangan karena letak bangunan yang berdekatan atau bentuk bangunan yang
gemuk sehingga digunakan bukaan atas seperti skylight.
Wheels Coffee Roasters Riau Bandung adalah salah satu kafe di kota Bandung. Wheels
Coffee Roaster memiliki dua ruang indoor dengan karakteristik pencahayaan alami yang sangat
berbeda. Ruang indoor pertama adalah ruang makan dan bar di atrium dengan bukaan atas berupa
kombinasi skylight dan clerestory. Selain sebagai sumber cahaya alami, skylight juga menjadi ciri
khas dari kafe ini sekaligus mendukung konsep micro-tropical yang digunakan sebagai desain
interiornya. Untuk ruang indoor kedua adalah ruang makan di samping atrium yang memiliki dua
bukaan samping, yaitu bukaan samping ke atrium dan ke luar.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif – evaluatif dengan pendekatan kuantitatif
- kualitatif. Area penelitiannya berada pada ruang di bawah skylight atrium yang berfungsi sebagai
area makan sekaligus area bar dan ruang di samping atrium yang berfungsi sebagai area makan.
Simulasi pergerakan matahari terhadap bangunan digunakan untuk menentukan waktu penelitian.
Selain itu, simulasi juga digunakan untuk mengumpulkan data dan mengevaluasi mengenai
kuantitas dan kualitas pencahayaan alami pada eksisting. Simulasi juga digunakan untuk melakukan
optimasi pada objek studi.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, kenyamanan visual ruang
makan dan bar belum tercapai secara kualitas pencahayaan alaminya karena terjadi silau yang
mengganggu bahkan tidak dapat ditoleransi. Kedua, kenyamanan visual pada ruang makan di
samping atrium belum tercapai secara kuantitas dan kualitas pencahayaan alaminya karena
illuminance belum memenuhi standar dan terjadi kontras ketika melihat ke arah kedua bukaan
samping. Perubahan jenis kaca translucent untuk skylight dan kaca bening untuk clerestory dengan
kaca transparansi 50% mampu mengurangi silau pada ruang makan dan bar di atrium secara
signifikan, meskipun di beberapa waktu masih terjadi silau yang mengganggu bahkan tidak dapat
ditoleransi. Perubahan elemen pembayang dan dimensi bukaan samping ke luar dapat meningkatkan
illuminance dan mengurangi rasio kontras pada ruang makan di samping atrium. |
en_US |