dc.description.abstract |
Peran cahaya dalam gereja Katolik diyakini sebagai sesuatu yang sakral dan disimbolisasikan sebagai kehadiran Sang Ilahi. Fokus pencapaian pengalaman visual untuk mewujudkan konsep pencahayaan dalam gereja mengakibatkan aspek kinerja visual meliputi kejelasan dan kenyamanan visual kerap diabaikan. Nyatanya, aspek kejelasan, kenyamanan, dan pengalaman visual dalam gereja Katolik perlu dipenuhi melalui strategi pencahayaan yang berkaitan dengan tingkat terang, kontras, silau, warna, temperatur, dan distribusi cahaya. Gereja Katedral Santo Petrus Bandung memiliki perbedaan kondisi visual yang signifikan saat misa siang, sore, dan malam karena penggunaan sumber cahaya yang berbeda. Penelitian ini ditujukan untuk melihat perbedaan persepsi serta pengaruh faktor-faktor pencahayaan terhadap persepsi kejelasan, kenyamanan, dan pengalaman visual pengguna dalam beribadah di Gereja Katedral Santo Petrus Bandung.
Metode penelitian menggunakan evaluasi pascahuni dengan analisis secara kuantitatif yang diolah secara statistik. Data potometrik cahaya dan pengambilan foto HDR diambil dari pengukuran langsung untuk memperoleh data faktor-faktor pencahayaan. Penyebaran kuesioner secara luring digunakan untuk mendapatkan data persepsi potometrik dan persepsi kejelasan, kenyamanan, dan pengalaman visual. Data-data diolah menggunakan analisis anova dan regresi untuk mengkomparasi dan melihat pengaruh faktor-faktor pencahayaan terhadap ketiga nilai persepsi pengguna tersebut. Perbedaan persepsi kejelasan, kenyamanan, dan pengalaman visual dirasakan melalui perbedaan sumber cahaya. Penggunaan sumber cahaya alami memberikan kontribusi yang positif bagi persepsi pengguna. Adapun faktor pencahayaan yang memengaruhi kejelasan visual yaitu tingkat terang. Kenyamanan visual dipengaruhi oleh temperatur, warna cahaya, dan tingkat silau. Sementara itu, pengalaman visual dipengaruhi oleh temperatur, warna, dan distribusi cahaya. |
en_US |