dc.description.abstract |
Candi dan pura adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat bersembahyang, perbedaan kedua bangunan ini terletak pada penggunaannya pada saat ini. Candi identik dengan tempat pemujaan bagi leluhur dan menjadi tempat penyimpanan abu bangsawan namun saat ini tidak aktif digunakan, Pura di Bali menjadi tempat yang masih aktif digunakan masyarakat untuk bersembahyang. Melihat kesetaraan fungsi antara candi dan pura, lebih jauh lagi dapat ditinjau dari konteks historis terhadap perkembangan keduanya. Berdasarkan konteks sejarah, Bali dikuasai oleh kerajaan Majapahit dan mempengaruhi perkembangan pembentukan arsitektur pura di Bali. Pengaruh ini dituangkan dalam kitab Negarakertagama pupuh 79 yang menyatakan Bali tunduk terhadap pembentukan candi dan berbagai bangunan lainnya. Penelitian sejauh mana arsitektur candi Majapahit terhadap arsitektur pura menjadi menarik akibat bentuk arsitektur dan bukti kearifan lokal hadir dan berkembang di Indonesia membuat pengaruh arsitektur yang datang ke suatu kawasan tidak langsung diserap namun diolah dan dikembangkan sesuai dengan konteks lokasi. Tujuan penelitian ini untuk memahami korelasi antara arsitektur candi Majapahit dan pura di Bali dan melihat sejauh mana pengaruh arsitektur candi Majapahit terhadap arsitektur pura di Bali.
Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan metode kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting dan membandingkan dengan teori sosok, wujud, tata massa dan ruang, tektonika dan ornamentasi. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan didukung dengan kajian literatur.
Data yang dikumpulkan berkaitan dengan wujud, sosok, tata ruang dan massa, tektonika dan ornamentasi pada candi Majapahit dan pura kemudian dianalisis dengan teori terkait.
Hasil penelitian berupa relasi arsitektur candi Majapahit pada bangunan pura di Bali yang ditampilkan dalam wujud komparasi terkait wujud, tata massa dan ruang, tektonika dan ornamentasi pada kedua objek. |
en_US |