Keunikan arsitektur Klenteng Cirebon berdasarkan aktivitas, kepercayaan, dan ritual

Show simple item record

dc.contributor.advisor Pujianto, Franseno
dc.contributor.author Liu, Steven Winata
dc.date.accessioned 2024-09-30T04:13:05Z
dc.date.available 2024-09-30T04:13:05Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp46088
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18797
dc.description 7116 - FTA en_US
dc.description.abstract Indonesia dengan sejarahnya yang didatangi oleh kaum Tionghoa telah memberi dampak yang begitu besar terhadap budaya, agama, sosial, dan bahkan arsitekturnya sejak dulu hingga sekarang. Pada zaman itu, kaum Tionghoa yang mayoritas ber keprofesian sebagai pedagang memiliki permukimannya sendiri. Permukiman dari kaum Tionghoa yang dimaksud ini adalah pecinan. Salah satu kota di Pulau Jawa yang masyarakatnya banyak merekam hubungan dengan orang - orang Tionghoa adalah Kota Cirebon (Harkantiningsih, 2004:43). Adapun agama yang dianut dan dibawa oleh kaum Tionghoa adalah Konghucu dan Buddha. Dengan adanya kebutuhan beribadah bagi kaum Tionghoa yang menganut agama Konghucu dan Buddha, dibangunlah bangunan ibadah yang disebut dengan klenteng. Terdapat 3 klenteng di Kota Cirebon yang terkenal, yakni Klenteng Talang, Vihara Dewi Welas Asih, dan juga Vihara Pemancar Keselamatan. Ketiga klenteng yang terdapat di Cirebon ini memiliki latar belakang, cerita, sejarah dan bahkan kepercayaan sekaligus ritual yang berbeda masing - masing.Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keunikan dari tiga Klenteng Cirebon secara Arsitektural berdasarkan pengaruh kepercayaan, ritual, dan aktivitas. Tiga klenteng yang terdapat di Cirebon ini menunjukkan begitu kaya budaya di Indonesia, secara khusus terkait arsitektur pecinan. Secara arsitektur, ketiga klenteng ini menunjukkan ciri khas arsitektur dari Cina, secara khusus Cina Selatan, baik dari penataan hingga ke ornamentasinya. Meskipun demikian, masing - masing dari klenteng ini memiliki nilai keunikan yang membedakan satu klenteng dari klenteng yang lain. Keunikan dari ketiga klenteng di Cirebon secara arsitektural berdasarkan kepercayaan, ritual, dan pola aktivitas pengguna adalah sebagai berikut. Klenteng Talang mempunyai keunikan susunan ritual yang berbeda dengan kedua klenteng lainnya serta memiliki ornamentasi yang paling sedikit diantara tiga Klenteng Cirebon. Vihara Dewi Welas Asih mempunyai keunikan sebagai klenteng terbesar di Cirebon, mempunyai ornamentasi pada bangunan yang paling banyak dan lengkap dibanding tiga klenteng lainnya, dan mempunyai ruang terbuka paling banyak diantara tiga klenteng yang ada, sekaligus mempunyai tata ruang yang paling simetris. Vihara Pemancar Keselamatan mempunyai keunikan sebagai satu - satunya klenteng yang tidak mempunyai courtyard, berdimensi paling kecil, dan mempunyai tatanan ruang paling tidak simetris. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject KEUNIKAN en_US
dc.subject KLENTENG CIREBON en_US
dc.subject TATANAN RUANG en_US
dc.subject SUSUNAN RITUAL en_US
dc.subject POLA AKTIVITAS en_US
dc.subject ORNAMENTASI en_US
dc.title Keunikan arsitektur Klenteng Cirebon berdasarkan aktivitas, kepercayaan, dan ritual en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901003
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0408068602
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account