Abstract:
Permintaan hunian rumah tinggal di Indonesia terbilang mengalami kenaikan yang sangat tinggi, banyaknya permintaan membuat para estimator harus merencanakan pembangunannya secara detail dan matang. Hasil estimasi yang detail dan matang dapat membantu manajemen proyek untuk mengambil keputusan akhir dalam pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji koefisien material yang digunakan dalam konstruksi rumah tinggal berdasarkan kebutuhan semen, besi, beton, dan bekisting permeter persegi luas bangunan. Penelitian ini juga mengkaji koefisien material
kebutuhan besi dan bekisting permeter kubik beton bertulang dan perbandingan dengan penelitian terdahulu, yaitu rumah tinggal tipe 236/161. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dengan mengumpulkan data berupa gambar kerja proyek dari kontraktor. Data yang digunakan adalah, gambar kerja rumah tinggal tipe 90/84 dan tipe 100/105 di Bandung. Hasil pengolahan data studi kasus, didapati koefisien material permeter persegi luas bangunan untuk tipe
90/84 yaitu semen 5,06 sak/m2, besi 38,71 kg/m2, beton 0,42 m3/m2 dan bekisting 2,88 m2/m2. Untuk tipe 100/105 yaitu semen 5,64 sak/m2, besi 39,43 kg/m2, beton 0,43 m3/m2 dan bekisting 2,95 m2/m2. Koefisien besi dan bekisting permeter kubik beton bertulang untuk tipe 90/84 yaitu besi 121,74 kg/m3 dan bekisting 10,49 m2/m3. Untuk tipe 100/105 yaitu besi 116,61 kg/m3 dan bekisting 10,58
m2/m3. Hasil koefisien material permeter persegi luas bangunan menunjukkan bahwa kebutuhan material untuk rumah tinggal tipe 90/84 lebih efisien dan lebih murah daripada rumah tinggal tipe 100/105. Koefisien material rumah tinggal 236/161 lebih kecil daripada koefisien material rumah tinggal tipe 90/84 dan tipe 100/105. Perbedaan koefisien material dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu perbedaan lokasi rumah tinggal, perbedaan jenis tanah, dan perbedaan spesifikasi pada desain
bangunan. Koefisien material diharapkan dapat digunakan untuk perencanaan preliminary estimate kebutuhan material bagi para estimator.