Abstract:
Pada era digital seperti saat ini, ruang audiovisual yang mumpuni sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga ruang audiovisual perlu didesain dengan kualitas akustik yang baik. SMP Santo Yusup 2 Bandung telah menggunakan ruang dan media audiovisual untuk kegiatan pembelajaran, pertemuan, serta telekonferensi secara rutin. Dengan kapasitas ruang untuk 80 orang, Ruang Audiovisual SMP Santo Yusup 2 menggunakan sistem penguat bunyi. Padahal, ruang akustik dengan fungsi pidato berkapasitas di bawah 150 orang yang didesain baik tidak membutuhkan sistem penguat bunyi (Mehta, Johnson, & Rocafort, 1999:342). Selain itu, ruang audiovisual telah didesain dengan bentuk plafon segi banyak yang termasuk bentuk yang efektif dalam menyebarkan suara. Dengan demikian, penelitian bertujuan untuk meneliti kinerja akustik ruang audiovisual tanpa sistem penguat bunyi serta upaya-upaya desain bentuk dan material plafon yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja akustik Ruang Audiovisual SMP Santo Yusup 2 Bandung. Penelitian menggunakan metode evaluasi dan eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian diawali dengan melakukan studi terhadap teori-teori ruang akustik dengan fungsi pidato. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran menggunakan aplikasi Realtime Analyzer untuk mendapatkan data umum, arsitektur, dan akustik ruang. Simulasi ruang menggunakan aplikasi I-Simpa juga dilakukan untuk memperkuat hasil pengukuran langsung dan mengeksplorasi variasi desain plafon yang dapat menghasilkan kinerja akustik objek penelitian secara optimal. Data hasil pengukuran dan simulasi kemudian dianalisis dengan cara dibandingkan dengan parameter standar serta hasil antar model untuk mengetahui kinerja akustik paling optimal dan perubahan yang terjadi terhadap pengubahan desain yang dilakukan. Analisis penelitian menghasilkan bahwa kinerja akustik tanpa sistem penguat bunyi pada Ruang Audiovisual SMP Santo Yusup 2 belum optimal. Ruang Audiovisual SMP Santo Yusup 2 hanya memenuhi 1 dari 5 parameter akustik untuk ruang dengan fungsi pidato. Dua tahap strategi dikembangkan untuk memenuhi 4 parameter akustik yang belum sesuai standar. Strategi modifikasi desain plafon tahap 1 mengubah material plafon, strategi tahap 2.1 mengubah bentuk plafon, dan strategi tahap 2.2 mengubah bentuk dan material plafon. Analisis perbandingan dari seluruh model strategi menghasilkan bahwa perubahan nilai waktu dengung dipengaruhi secara signifikan oleh pengubahan material plafon, kemerataan nilai waktu dengung antar titik dan frekuensi dipengaruhi secara signifikan oleh pengubahan bentuk plafon, sedangkan perubahan nilai dan kemerataan waktu dengung serta kemerataan distribusi suara dipengaruhi secara signifikan oleh pengubahan bentuk dan material plafon.