Abstract:
Penggunaan material kaca pada bangunan yang berada di iklim tropis memiliki manfaat karena memungkinkan lebih banyak pencahayaan alami masuk ke dalam bangunan. Namun, sifat kaca juga sebagai isolator, memudahkan radiasi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan sehingga mempengaruhi temperatur dalam bangunan. Penelitian ini mengambil objek studi Sejiwa Coffee, cabang Progo, Bandung merupakan kedai kopi dengan karakter konstruksi yang dominan menggunakan elemen fasad kaca bening untuk memaksimalkan konektivitas antara ruang luar dan ruang dalam. Penggunaan material menyebabkan pencahayaan alami masuk sepanjang hari (dari pagi hingga sore hari), menghemat penggunaan pencahayaan buatan dan meningkatkan kualitas pencahayaan visual. Namun, bangunan mengalami efek rumah kaca yang terjadi karena paparan radiasi panas yang tinggi sepanjang hari pada fasad kaca, sehingga radiasi terakumulasi di dalam bangunan, menyebabkan suhu di dalam bangunan lebih tinggi daripada di luar. Analisa perbandingan data intensitas radiasi yang mempengaruhi suhu ruang sebuah bangunan dan transmisi pencahayaan alami terhadap parameter indeks kenyamanan standar suhu dan pencahayaan. Penelitian ini akan membahas solusi penghindaran panas dengan aplikasi jenisjenis elemen pembayangan dengan pertimbangan kemudahan renovasi aplikasi, keterbatasan dimensi tapak (sehingga tidak dapat memodifikasi microclimate secara maksimal), serta masih dapat berjalannya proses transaksi dalam masa aplikasi elemen. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah metode kuantitatif - kualitatif, dimulai dari proses pengambilan data bangunan saat observasi lapangan yang digunakan untuk membuat model 3D, lalu model disimulasikan menggunakan software untuk mendapatkan data intensitas radiasi matahari, pencahayaan alami, dan kondisi temperatur ruang dalam bangunan sepanjang tahun pada jam-jam tertentu (jam intensitas radiasi matahari tertinggi yaitu dari pukul 10.00 hingga 16.00 berdasarkan data BMKG). Proses simulasi dilakukan pada dua tahap komponen yaitu simulasi dalam keadaan objek studi saat ini atau eksisting dan keadaan objek studi dengan diaplikasikannya elemen-elemen pembayangan (dengan jenis-jenis yang berbeda). Hasil simulasi penelitian menunjukkan bahwa aplikasi elemen pembayangan dapat menurunkan rata-rata temperatur ruang bangunan 2°C-3°C dengan tetap mempertahankan transmisi pencahayaan alami 30%-50% (minimal 3000 lux pencahayaan alami yang masuk). Setiap elemen memiliki efektivitas masing-masing, aplikasi elemen Cantilever Overhang untuk menaungi lantai dasar objek studi merupakan elemen paling efektif menurunkan intensitas radiasi (37.15%) serta temperatur (7.48%) dengan nilai rata-rata suhu 24.94 °C. Aplikasi elemen Louver Overhang pada lantai satu objek studi yang memiliki nilai intensitas pencahayaan paling besar (8.594,75 lux) dengan mereduksi 51.34% dari kondisi objek studi sebelumnya. aplikasi elemen Panel Tirai Vertikal pada lantai satu objek studi paling efektif menurunkan intensitas radiasi (36.54%) serta temperatur (8.47%) dengan nilai rata-rata suhu 25.83 °C. aplikasi elemen Panel Louver Vertikal pada lantai dasar objek studi yang memiliki nilai intensitas pencahayaan paling besar (5,400,38 lux) dengan mereduksi 57.86% dari kondisi objek studi sebelumnya.