Perpaduan unsur Bangunan Tropis dan Bangunan Budaya Belanda pada arsitektur Lawang Sewu, Semarang

Show simple item record

dc.contributor.advisor Indrarani, Indri Astrina Fitria
dc.contributor.author Handayani, Maria Ave Kusuma
dc.date.accessioned 2024-09-04T07:31:34Z
dc.date.available 2024-09-04T07:31:34Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other skp45877
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18473
dc.description 7074 - FTA en_US
dc.description.abstract Arsitektur di Indonesia mengalami berbagai perkembangan dan dan pengaruh dari berbagai sumber seperti kondisi iklim dan budaya. Kedua pengaruh arsitektur bercampur dan menghasilkan suatu wujud bentuk arsitektur yang menarik untuk dikaji. Percampuran yang terjadi adalah proses sintesis dalam aspek fungsi, bentuk, maupun konsep. Di Kota Semarang sendiri, ditemukan banyak bangungan dengan percampuran unsur klimatik dan budaya antara lain adalah bangunan-bangunan militer, rumah ibadat, kantor, dan rumah tinggal. Salah satu bangunan dengan percampuran unsur tropis dan budaya Belanda adalah Lawang Sewu. Lawang Sewu menarik untuk diangkat sebagai objek studi karena menampilkan percampuran unsur klimatik tropis dengan unsur budaya Belanda sehingga wujud bentuk merupakan sintesis arsitektur menghasilkan bentuk yang baru di Indonesia. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan melakukan pengamatan observatif dan melakukan kajian sebagai acuan dalam melakukan analisis. Acuan teoritik yang digunakan adalah anatomi arsitektur sebagai teori utama untuk membagi aspek – aspek penelitian, dengan menggunakan karakteristik dari unsur tropis dan budaya Belanda sebagai variabel penelitian. Untuk membuka anatomi pada bangunan melalui bentuk dan elemen pelingkup melalui teori pendukung, Ordering Principle oleh D.K. Ching dan Komposisi Arsitektur oleh Rob Krier. Keduanya disandingkan satu dengan yang lain untuk menemukan kesesuaian elemen bentuk berdasarkan ciri dan kekhasan yang diperoleh dari rujukan teoritik, sehingga kemudian ditemukan pengaruh dan proporsi unsur klimatik tropis dan budaya Belanda pada bangunan objek studi. Hasilnya adalah terdapat pengaruh pada anatomi arsitektur, baik dilihat secara skala bangunan maupun kawasan. Penelitian membedah satu per satu elemen pelingkup bangunan, maka terlihat aspek bentuk yang mengidentifikasi elemen sebagai elemen pelingkup. Kemudian aspek susunan ruang, struktur dan konstruksi, material, dan ornamen menjadi poin lanjut yang dianalisis, sehingga dalam penelitian diketahui pengaruh tropis dan budaya. hasil dari penelitian terkait dominasi juga diketahui setelah melakukan skoring data. Hasilnya, bangunan Lawang Sewu dipengaruhi oleh unsur budaya (Belanda) lebih banyak daripada unsur iklim tropis. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Perpaduan unsur Bangunan Tropis dan Bangunan Budaya Belanda pada arsitektur Lawang Sewu, Semarang en_US
dc.subject BUDAYA en_US
dc.subject TROPIS en_US
dc.subject BELANDA en_US
dc.subject IKLIM en_US
dc.subject ANATOMI BENTUK en_US
dc.title Perpaduan unsur Bangunan Tropis dan Bangunan Budaya Belanda pada arsitektur Lawang Sewu, Semarang en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901073
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0410047905
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account