Arsitektur masjid pada era peralihan Kerajaan Demak - Pajang - Mataram ditinjau dari sosok, tektonika, tata ruang dan ornamen

Show simple item record

dc.contributor.advisor Herwindo, Rahadhian Prajudi
dc.contributor.author Iswara, Jason
dc.date.accessioned 2024-09-04T07:14:59Z
dc.date.available 2024-09-04T07:14:59Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other skp45876
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18470
dc.description 7073 - FTA en_US
dc.description.abstract Kerajaan Demak dikenal sebagai pengikut Islam Pesisiran, yang dianggap lebih puritan karena daerah pesisiran adalah tempat pertama kali masuknya ajaran Islam, terutama melalui pedagang dari India. Islam Pesisiran masih terbilang belum menyatu sepenuhnya dengan budaya lokal. Sebaliknya, Islam Pedalaman, mewakili masyarakat Muslim di pusat Pulau Jawa yang terkait dengan Kerajaan Pajang dan Mataram Islam, ditandai dengan pemahaman agama yang lebih campur aduk, fleksibel, dan erat kaitannya dengan tradisi kejawen. Kota-kota seperti Yogyakarta, Solo, Magelang, Klaten, dan sekitarnya merupakan daerah dengan masyarakat Islam pedalaman. Kerajaan Demak adalah kerajaan islam pertama di Jawa yang setelah sekian lama berganti menjadi Kerajaan Pajang yang berdiri sekitar pertengahan abad 16. Mendekati akhir abad 16 Kerajaan Pajang berhasil ditaklukkan yang menyebabkan pusat kekuasaan berpindah ke Mataram. Maka masih ada kemungkinan terdapat pengaruh perkembangan arsitektur masjid pedalaman era Kerajaan Demak-Pajang-Mataram terhadap Masjid pesisiran era Kerajaan Demak atau bahkan lebih mundur lagi ke era Majapahit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arsitektur masjid peninggalan era peralihan Kerajaan Demak-Pajang-Mataram dan factor-faktor perkembangannya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif-komparatif, data dapat diperoleh melalui jurnal dan literatur yang bersangkutan, observasi lapangan secara langsung, serta melalui pengamatan dan wawancara terhadap masjid-masjid yang berasal dari era Kerajaan Demak-Kerajaan Pajang- Kerajaan Mataram. Melalui analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa perkembangan arsitektur masjid pesisiran era Demak cukup memepengaruhi arsitektur masjid pedalaman era Kerajaan Demak-Pajang-Mataram karena semua era ini berjalan di abad yang sama namun karena pemikiran orang pedalaman yang lebih tertutup, ada akukturasi budaya setempat yang berbeda dengan masjid di pesisiran. Bahkan ada perkembangan arsitektur masjid pedalaman yang tumbuh berbeda dengan arsitektur masjid pesisiran. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject ISLAM PESISIRAN en_US
dc.subject ISLAM PEDALAMAN en_US
dc.subject PENYEBARAN en_US
dc.subject KUALITATIF-KOMPARATIF en_US
dc.subject AKUKTURASI BUDAYA en_US
dc.title Arsitektur masjid pada era peralihan Kerajaan Demak - Pajang - Mataram ditinjau dari sosok, tektonika, tata ruang dan ornamen en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901020
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0412107301
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account