Abstract:
Blok M, merupakan salah satu bagian dari kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang menampung pelbagai fungsi, diantaranya merupakan perkantoran, perdagangan, dan hiburan. Dikenal sebagai ‘miniatur Kota Jakarta’, kawasan Blok M menampung hiruk-pikuk ibukota dengan adanya pusat transit kendaraan umum seperti TransJakarta dan MRT (mass rapid transit). Kawasan ini pun merupakan bagian kota yang memiliki signifikansi penting bagi pelaku perekonomian ibukota. Seperti halnya transit kendaraan, adapun kepentingan dalam membahas mengenai infrastruktur kawasan dalam memadai kawasan area jalan kaki bagi pengguna pedestrian. Hal ini berkontribusi terhadap efektivitas mobilitas dari sudut pandang pengguna pedestrian. Dalam membahas mengenai konektivitas dalam kota urban, dapat digunakan teori space syntax yang dicetuskan oleh Hillier dan Hanson dari Bartlett’s School of Architecture yang Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi pejalan kaki di kawasan Blok M dan dampaknya terhadap konektivitas perkotaan. Teori space syntax mengukur dengan basis topologi yang memiliki korelasi yang signifikan dengan pola pergerakan pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Teori ini digunakan dengan cara melihat kawasan sebagai representasi tata letak elemen morfologi kota (sebagai grafik konveks, aksial, atau visibilitas) dan analisa topologi, sehingga dapat dilihat bagaimana berdampak kepada cara pengguna mengenali ruang Metode analisa menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan dan mengukur dampaknya terhadap konektivitas perkotaan. Metode kuantitatif akan dilakukan menggunakan program DepthMapX sebagai alat ukur elemen space syntax. Selanjutnya, akan dilakukan penelitian secara kualitatif yang berupa observasi intensitas pengguna pedestrian pada kawasan. Sehingga, hasil dari kedua metode penelitian dapat disandingkan dan dianalisa dengan parameter dalam teori mengenai konektivitas urban untuk meraih sebuah kesimpulan mengenai potensi pedestrian pada kawasan. Berdasarkan hasil uraian penelitian, ditemukan bahwa kawasan Blok M memiliki kawasan jalur pedestrian yang mudah dimengerti, sehingga memudahkan mobilitas pengguna dalam menghubungkan antara satu titik dan titik lainnya, terutama pada bagian kawasan dengan konsentrasi fungsi bangunan pertokoan yang tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang potensi pejalan kaki di kawasan Blok M dan kontribusinya terhadap konektivitas perkotaan. Implikasi temuan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan perencanaan urban yang lebih berkelanjutan dengan pertimbangan kemudahan mobilitas pengguna pedestrian.