Abstract:
Pengeboran merupakan sebuah kegiatan membuat lubang vertikal ke dalam tanah.
Pengeboran dapat dilakukan dimana saja contohnya lapangan luas, gua dan
sebagainya. Pengeboran memiliki resiko kerja yang tinggi. Karena tingginya resiko
kerja, maka dirancang purwarupa mesin Jacro yang dapat digerakkan secara nirkabel.
Perancangan ini mencakup desain sistem nirkabel, desain elektrik, dan desain mekanik
dari purwarupa mesin Jacro. Hasil dari perancangan terdapat pada Bab 3. Pada Bab
3, dipaparkan hasil perancangan desain sistem, desain elektrik, dan desain mekanik
secara detail. Terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan oleh purwarupa mesin
Jacro ini untuk merepresentasikan mesin Jacro eksisting. Beberapa gerakan tersebut
yaitu pada bagian mobilitas, terdapat track yang dapat memindahkan purwarupa
sesuai dengan kebutuhan operator. Kemudian bagian base yang dapat membuat
rig berada pada posisi bangun atau tidur dengan menggunakan aktuator motor
servo. Selanjutnya bagian rig dapat bergerak naik atau turun dengan menggunakan
aktuator motor linier. Pengujian dibagi menjadi lima (5) bagian yaitu pengujian
gerak aktuator, pengujian ketahanan baterai, pengujian sistem katrol, pengujian
kekuatan tali dan pengujian jarak maksimal purwarupa bekerja. pada pengujian
gerak aktuator, aktuator dapat dikatakan bekerja dengan baik karena hasil dari
pengujian menunjukkan bahwa aktuator dapat bergerak sesuai keinginan pengguna.
Pada pengujian ketahanan baterai, baterai dapat bertahan lebih lama dibandingkan
hasil perhitungan karena perbedaan kondisi saat penggunaan baterai. Pada pengujian
sistem katrol, sistem katrol pada purwarupa berhasil dilakukan karena hasil desain
dan purwarupa yang sudah direalisasikan memiliki hasil yang sama yaitu saat aktuator
linier pada stroke 150mm maka posisi spindle berada pada posisi 300mm dari tempat
semula. Pada bagian pengujian tali, tali dapat menahan gaya yang bekerja saat
proses pengeboran. Hal ini terbukti pada pengujian berhasil dilakukan hinggal
kedalaman 15 cm. Pada bagian pengujian jarak maksimal, dilakukan dua pengujian
inti yaitu pengujian jarak tanpa halangan dan pengujian jarak dengan halangan.
Pada pengujian jarak tanpa halangan, purwarupa berhasil dikontrol hingga jarak
32m dengan rata-rata delay yang konsisten. Sedangkan pada pengujian dengan
halangan, purwarupa hanya berhasil dikontrol hingga jarak 8m dengan rata-rata
delay yang terus naik.