Abstract:
Perumahan rakyat dibuat untuk mengatasi kebutuhan perumahan terjangkau, dimana salah satunya berbentuk rusun yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi tingkat kekumuhan kota dan menciptakan hunian dan lingkungan yang layak. rumah susun diartikan sebagai hunian bertingkat yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR. Sayangnya, seringkali pembangunan rusun pun menuai banyak kritik dan ketidakpuasan dari penghuninya dan mempengaruhi persepsi masyarakat dalam pertimbangan untuk tinggal di rusun kedepannya. Maka dari itu untuk menilai kinerja bangunan saat dan setelah dihuni perlu dilakukan Evaluasi Pasca Huni (EPH) agar pembangunan rusun kedepannya bisa lebih baik. Penelitian akan membahas Evaluasi Pasca Huni pada Rusunawa Rancacili di Kota Bandung yang merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Pada Rusunawa Rancacili terdapat 4 massa rusunawa terbangun dengan berbagai tipe sehingga sampel dan hasil penelitian akan lebih beragam.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting Rusunawa Rancacili dan membandingkannya dengan teori Evaluasi Pasca Huni (EPH). Kemudian data Rusunawa Rancacili sendiri didapat dari melakukan observasi langsung dengan mendatangi objek, serta melakukan studi pustaka dengan mencari jurnal dan penelitian terdahulu. Teori Evaluasi Pasca Huni terdiri dari 3 aspek yaitu aspek fungsional, aspek teknis, dan aspek perilaku. Ketiga aspek inilah yang akan menjadi landasan utama penelitian. Kemudian hasil dari analisis evaluasi penghunian tersebut didapat dari pengolahan data teori utama dengan hasil wawancara serta pengamatan pada lapangan.
Kesimpulan dari analisis tersebut adalah dari ketiga aspek EPH banyak ditemukan ketidakpuasan dari para warga. Terdapat dua perilaku yang dapat muncul dari ketidakpuasan tersebut, yaitu penghuni yang membuat perubahan pada huniannya yang dirasa kurang memuaskan dan penghuni mengubah perilakunya karena huniannya tidak dapat diubah secara fisik. Perubahan yang dilakukan terhadap hunian diantaranya adalah menambahkan pot tanaman menutup kaca jendela dengan kertas atau koran, mengubah balkon menjadi gudang, dll. Sedangkan perubahan perilaku penghuni diantaranya adalah, enggan naik turun antar lantai, pulang ke rusun tidak terlalu malam, dll.