Analisis konektivitas visual dan konektivitas sensorik berdasarkan zona ruang di Apartemen SQ RES Jakarta Selatan

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sastrawan, Alexander
dc.contributor.author Sinambela, Liezel Lovien
dc.date.accessioned 2024-09-04T04:05:13Z
dc.date.available 2024-09-04T04:05:13Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other skp45862
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18456
dc.description 7059 - FTA en_US
dc.description.abstract Mixed-Use Development merupakan area multifungsi dimana dalam suatu kawasan terdapat beberapa bangunan yang memiliki banyak fungsi. Ditinjau dari padatnya kota Jakarta, ruang untuk tempat tinggal semakin berkurang, maka itu salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan adalah dengan membangun apartemen. South Quarter adalah sebuah Mixed-Use Development di lahan seluas 7,9 hektar yang menawarkan fasilitas perkantoran, retail, dan tempat tinggal. South Quarter sendiri dirancang oleh arsitek bernama Tom Wright dan WKK Architects. Isu yang difokuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana respon pengelola dan residen dalam konektivitas ruang pada beberapa zona ruang apartemen. Dalam membahas mengenai konektivitas dalam zona ruang, dapat digunakan teori oleh Juhani Pallasmaa dan John Peponis. Konektivitas sensorik menurut Pallasmaa mencakup sentuhan, suara, rasa, dan indra penciuman. Konektivitas ruang dalam arsitektur merujuk pada integrasi dan interaksi dari berbagai elemen sensori untuk menciptakan pengalaman yang bersatu dan harmonis. Secara esensial, arsitektur sebagai pengalaman multi-sensori menekankan pentingnya merancang ruang yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga mempertimbangkan sifat sensori dari persepsi manusia. Konektivitas visual menurut Peponis merujuk pada hubungan visual yang tercipta di dalam dan di luar suatu ruang, membentuk perasaan kesatuan dan kohesi. Konsep ini melampaui sekadar estetika dan membentuk pengalaman spasial yang bermakna. Metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif. Analisa data dilakukan dengan cara melihat perbandingan data fisik dan survey objek penelitian untuk dibahas menggunakan teori yang sudah dipaparkan. Metode analisis data dilakukan dengan diagram dan tabel untuk menentukan aspek kualitatif dari variabel yang sudah ditentukan. Keseimbangan antara konektivitas sensorik dan konektivitas visual merujuk pada harmonisasi antara pengalaman sensorik dan visual dalam suatu lingkungan atau desain. Keduanya merupakan faktor penting dalam menciptakan pengalaman yang memuaskan bagi penghuni atau pengguna suatu ruang. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject KONEKTIVITAS en_US
dc.subject SENSORI en_US
dc.subject VISUAL en_US
dc.subject SQ RÉS en_US
dc.title Analisis konektivitas visual dan konektivitas sensorik berdasarkan zona ruang di Apartemen SQ RES Jakarta Selatan en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6111901083
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8909830022
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account