Abstract:
Kampung Palmerah merupakan kampung kota yang terletak di tengah kepadatan permukiman kota dan fungsi perkantoran. Terdapat kali grogol yang berdekatan dengan kawasan kampung dan juga terdapat fungsi pasar. Elemen fisik yang terdapat pada kawasan kampung dimanfaatkan warga sebagai tempat melakukan aktivitas. Hal ini terlihat dari kondisi fisik kampung yang memiliki ruas jalan atau gang yang panjang dan sempit yang tersebat pada kawasan kampung. Kegiatan sehari-hari sebagian besar dilakukan pada ruang jalan, terlihat juga adanya pola perkumpulan warga pada area-area fungsi ekonomi yang tersebar pada kawasan kampung. Tidak hanya fungsi ekonomi, warga cenderung berkumpul pada area pos keamangan yaitu pos kamling untuk berkumpul pada tempat yang ternaungi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembayaran dan tempat untuk duduk merupakan elemen yang penting dalam suatu ruang sebagai tempat melakukan aktivitas. Kondisi fisik ini seolah menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat keramaian pada pola ruang di kampung untuk melakukan ragam aktivitas pada Kampung Palmerah. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan setting fisik dari pemukiman kampung palmerah dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Data dikelompokkan dari beberapa tempat yang dipetakan secara pergerakan aktivitas dan perubahan waktu pada jangka pagi, siang, sore, dan malam. Hasilnya adalah fasilitas umum dan sosial, termasuk fungsi ekonomi seperti warung dan tempat makan, dilengkapi dengan elemen peneduh dan tempat duduk, baik yang bersifat tetap seperti pedestal dan bangku beton, maupun yang semi-tetap seperti kursi kayu dan motor. Tempat-tempat ini menjadi pusat kegiatan bagi warga dewasa dan remaja, dengan aktivitas yang cenderung kmpleks dan statis, seperti berjualan sambil berbincang. Di sisi lain, ruang terbuka digunakan sebagai tempat bermain bagi anak-anak karena kegiatan bermain bersifat dinamis dan memerlukan ruang yang luas untuk mendukung pergerakan mereka. Sementar itu, setting yang hanya dilengkapi dengan elemen peneduh, seperti warung dengan teritis atau terpal, umumnya digunakan untuk kegiatan yang lebih sederhana, seperti berjualan makanan atau jajanan. karena pencahayaan yang ada, akan mempengaruhi jenis aktivitas yang dilakukan. Setting yang terang cenderung digunakan untuk mewadahi aktivitas yang membutuhkan visual yang baik, seperti kegiatan memperbaiki kendaraan dan berjualan. Sedangkan setting yang gelap, dapat digunakan untuk melakukan aktivitas yang tidak terllu membutuhkan visual yang baik, seperti kegiatan berbincang dan beristirahat.