Abstract:
Kota dan masyarakat merupakan dua entitas yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain secara signifikan. Perjalanan waktu membawa kota untuk ikut berkembang melalui berbagai proses dan membawa nilai historis bagi masyarakat maupun kota tersebut. Suatu citra kawasan kota dibentuk oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tata ruang kota. Salah satu respon terhadap perkembangan kota dari perubahan kota konvensional menjadi kota modern membawa kemajuan untuk berbagai aspek, antara lain ekonomi, sosial, maupun budaya. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk tertinggi, terutama di Ibu Kota DKI Jakarta sebagai provinsi yang memiliki populasi terbesar keenam dari seluruh provinsi di Indonesia. Pertumbuhan kota yang pesat diiringi oleh pertumbuhan populasi memunculkan berbagai permasalalahan di Indonesia. Dengan demikian, peningkatan pemahaman tentang desain perkotaan yang efisien dan nyaman oleh perencana kota dan arsitek mewujudkan multilayer corridor pada kawasan perkotaan.
Dukuh Atas merupakan kawasan yang secara historis telah mengalami transformasi dari kawasan perkotaan konvensional menjadi kawasan yang lebih modern dalam infrastruktur,. Perkembangan ini telah mempengaruhi elemen fisik di kawasan, termasuk arsitektur bangunan, sistem transportasi umum, ruang terbuka, dan tata ruang perkotaan secara keseluruhan. Terdapat 5 elemen yang membentuk kota menurut Kevin Lynch. Elemen fisik pembentuk kota tersebut juga mempengaruhi karakteristik ruang simpul dan koridor di Dukuh Atas. Kawasan ini memiliki peran penting dalam transportasi perkotaan dan aktivitas ekonomi.
Estetika perkotaan mencakup berbagai elemen yang membentuk tampilan dan pengalaman perkotaan yang mempertimbangkan berbagai aspek. Dengan mengapresiasi estetika perkotaan diharapkan dapat membawa perubahan untuk kota menjadi lebih baik. Sehingga desain perkotaan sebisa mungkin dapat mengakomodasi perkembangan dan perubahan tersebut dalam kebutuhan masyarakat. Estetika perkotaan tersebut harus menciptakan keselarasan antar elemen dalam kawasan perkotaan sehingga mencapai salah satu prinsip desain dalam arsitektur yaitu kesatuan. Dalam prinsip kesatuan terdapat karakteristik proporsi yang menyelaraskan antar elemen desain, terutama dalam perencanaan multilayer corridor pada kawasan kota konvensional yang menjadi kota modern.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik analisis pictorial graphic dengan cara mendeskripsikan Kawasan Dukuh Atas sebagai kawasan simpul strategis dan membandingkannya dengan teori atau kajian literatur yang digunakan pada penelitian. Kajian literatur tersebut menjadi dasar dan basis dalam mendeskripsikan panorama ruang kota. Data penelitian dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Dari pengumpulan fakta dan data mengenai kawasan akan diungkap melaui sketsa pictorial graphic untuk memahami panorama ruang kota secara visual.
Hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan kajian mengenai prinsip kesatuan proporsi antar elemen kota konvensional dan modern pada titik amatan kawasan. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan dalam kelanjutan penelitian terhadap kawasan amatan terkait citra panorama ruang kota.