dc.description.abstract |
Kota Bandung, yang kaya akan sejarah dan warisan budaya, memiliki Monumen Bandung Lautan Api sebagai saksi bisu peristiwa bersejarah kemerdekaan Indonesia. Monumen ini menjadi simbol penting yang membangkitkan rasa patriotisme dan menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Konsep monumentalitas, menurut Louis Kahn, menjadi elemen kunci dalam melestarikan warisan budaya, di mana sebuah monumen bukan hanya fisik, tetapi juga membawa makna dan perasaan. Taman Tegallega, sebagai tempat berdirinya Monumen Bandung Lautan Api, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kota. Namun, revitalisasi terkini, dengan penambahan elemen ruang dan perubahan fungsi, memunculkan keraguan akan kekuatan monumentalitasnya, khususnya ketika citra taman berubah dari tempat bersejarah menjadi pusat aktivitas olahraga dan rekreasi yang lebih modern.
Revitalisasi tersebut menciptakan pertanyaan tentang apakah ruang Monumen Bandung Lautan Api di Taman Tegallega masih memiliki kesan monumentalitas yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak revitalisasi terhadap aspek monumentalitas dan menjawab pertanyaan tentang apakah monumen tersebut tetap memiliki signifikansi sejarahnya setelah mengalami perubahan dan meneliti kriteria monumentalitas ruang monumen tersebut. Langkah ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya, serta merancang ruang publik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting dari ruang monumen Bandung Lautan Api di taman Tegallega dan membandingkannya dengan teori monumentalitas untuk membandingkan kriteria, aspek dan kesesuaian ruang tersebut.Digunakan juga data dari kuesioner untuk mengevaluasi dan memvalidasi hasil analisis tentang monumentalitas dari monumen Bandung Lautan Api. Data ruang monumen Bandung Lautan Api dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka melalui internet. Data dikelompokkan menjadi data primer dan sekunder. Data primer langsung berkaitan dengan semua foto, video diambil langsung oleh peneliti dan olahan gambar yang diproses oleh peneliti sedangkan data sekunder berupa studi pustaka, referensi , dan preseden dari berbagai sumber. Analisis dari monumentalitas ini bertujuan untuk melihat kesan monumentalitas ruang monumen Bandung Lautan Api setelah revitalisasi periode modern (2004-2018).
Kesimpulan dari penelitian adalah ruang monumen Bandung Lautan Api taman Tegallega masih memiliki kesan monumentalitas yang cukup kuat jika dinilai secara spasial dari (tatanan ruang, hierarki, dan dominasi ruang positif) walaupun terdapat reduksi jangkauan monumentalitas karena penambahan area taman lampion saat proses revitalisasi pada periode modern. |
en_US |