Abstract:
Cikapundung Riverspot adalah sebuah tempat yang di rancang pada Kawasan asia afrika yang bertujuan untuk menjadi ruang publik dan mewadahi aktivitas yang terjadi pada kawasan Asia Afrika. Namun karena sebagai ruang publik kurang mewadahi sebagaimana fungsinya muncullah beberapa melting spot yang bersifat spontan dengan fungsi yang berbeda-beda. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya fungsi yang terpisah-pisah sehingga tidak terciptanya konektivitas antara ruang publik dengan simpul kegiatan.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting Elemen-elemen fisik yang sudah berada pada Cikapundung Riverspot dan membentuk ruang tersebut. Elemen yang mendukung tempat ini menjadi ruang publik. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan wawancara langsung dengan pengelola dan bagian dinas tata ruang Kota Bandung. Data yang dihasilkan berupa penjabaran dari elemen apa saja yang sudah terbentuk dan sudah ada pada objek dan data pemetaan simpul kegiatan pada kawasan asia afrika yang kemudian data-data tersebut akan dianalisa. Data fisik lapangan dianalisa menggunakan peraturan yang berlaku untuk di cek apakah sudah sesuai. Dan pemetaan simpul kegiatan akan digunakan selanjutnya untuk menganalisa kualitas dari konektivitas berdasarkan sirkulasi dan visual.
Hasilnya adalah aspek sirkulasi dan aspek visual sangat mempengaruhi hilangnya konektivitas dari Cikapundung Riverspot. Aksesibilitas yang terbilang cukup sulit untuk di capai dari area PKL permanen di Seberang Plaza membuat orang enggan untuk dating dan menikmati Cikapundung Riverspot. Sedangkan aspek visual menyebabkan hilangnya antusias orang untuk datang dikarenakan sulitnya visual yang dapat terjalin antara Cikapundung dengan simpul kegiatan sekitar. Kurangnya orang yang datang ini menyebabkan aktivitas pertunjukan kostum lebih terjadi pada jalan asia afrika yang lebih sering dilewati dan didatangi orang.
Walaupun begitu penyebab matinya Cikapundung Riverspot bisa dikarenakan faktor lain di luar arsitektur. Isu hilangnya konektivitas hanya sebagian masalah yang terjadi di Cikapundung Riverspot. Namun penelitian ini hanya membatasi aspek yang berkaitan dengan arsitektur saja, yaitu elemen fisik dan konektivitas.