Abstract:
Film dan serial televisi, tidak terkecuali Hollywood dengan rekam jejaknya,
merupakan salah satu instrumen diplomasi publik Amerika Serikat (AS) yang
mempromosikan soft power negara secara efektif. Dalam serial Emily in Paris yang
diproduksi oleh Netflix sebagai bagian dari Hollywood, karakter Emily diciptakan
untuk mendemonstrasikan fenomena perlintasan budaya antara AS dan Prancis.
Namun, terlepas dari latarnya yang berlokasi di Prancis, serial tersebut
merepresentasikan stereotip AS yang merefleksikan dominasi budaya dan nilai
mereka sehingga menuai berbagai kritik. Berdasarkan anomali tersebut, penelitian
ini mengangkat pertanyaan, “Bagaimana serial Emily in Paris season pertama
merefleksikan ketiga sumber soft power menurut Joseph Nye sebagai instrumen
diplomasi publik Amerika Serikat?” yang dijawab dengan menggunakan konsep
soft power dan diplomasi publik. Melalui pengaplikasian metode kualitatif yang
diperdalam oleh metode analisis wacana kritis, penulis menarik kesimpulan bahwa
serial Emily in Paris merefleksikan dominasi soft power AS, yaitu budaya berupa
bahasa Inggris sebagai lingua franca dan identitas yang terkandung dalam nilainilai
yang dianutnya. Penyebaran budaya dan nilai tersebut didukung oleh
kebijakan luar negeri AS yang mendukung tindakan “Amerikanisasi” untuk
memengaruhi publik asing, dimana perubahan persepsi publik mengindikasikan
kesuksesan dari efektivitas diplomasi publik.