Abstract:
Penelitian ini menunjukkan bahwa NATO sebagai aliansi politik – militer terkemuka telah mengakui dan merespons perubahan iklim sebagai ancaman yang serius terhadap keamanan global. Dengan fokus pada periode tahun 2021-2023, penelitian ini mengeksplorasi implementasi kebijakan dan agenda NATO "Climate Change and Security Action Plan" sebagai upaya ambisius aliansi dalam mengatasi dampak perubahan iklim dari sudut pandang dan praktik-praktik kerja militer. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk membuktikan bahwa NATO sebagai penyumbang terbesar dari pembelanjaan atau pengeluaran militer (military expenditure) secara global ikut bertanggung dalam permasalahan iklim. Ini menjadi penting karena NATO secara tidak langsung meningkatkan emisi gas rumah kaca global dalam konsumsi bahan bakar fosil yang signifikan dalam setiap operasional dan infrastruktur militer yang digunakannya. Maka dari itu, penelitian ini membentuk suatu rumusan masalah yang didasari oleh pertanyaan penelitian, “Bagaimana NATO sebagai aliansi politik – militer mengembangkan aksi ambisius terhadap perubahan iklim sebagai isu ancaman keamanan global?”. Dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja "the Greening of the U.S. Military" untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menyoroti hubungan timbal balik antara aktivitas militer NATO dan perubahan iklim, serta menekankan pentingnya integrasi pendekatan lingkungan dalam kebijakan dan agenda aliansi terhadap keamanan global. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menemukan bahwa kesadaran kolektif mendorong aliansi untuk memimpin aksi iklim dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran Sekutu terhadap ancaman keamanan iklim, mengadaptasi praktik-praktik militer untuk mengurangi dampak lingkungan, berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, hingga memperluas prinsip-prinsip inisiatif perlindungan lingkungan terhadap keamanan global.